Bogordaily.net – Telegram diancam tutup oleh negara Jerman. Apabila layanan perpesanan Telegram terus melanggar hukum yang berlaku di negara Fatherland itu.
Bahkan, Jerman tak segan-segan melarang Telegram bila terus terbukti aplikasinya banyak digunakan oleh kelompok kanan dan orang-orang yang menentang pembatasan soal pandemi.
Hal itu ditegaskan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Jerman, Nancy Faeser, dikutip dari Antara, Jumat 14 Januari 2022.
Dia juga menyebutkan negaranya tidak akan menyampingkan persoalan tersebut.
“Pelarangan akan menjadi serius dan jelas menjadi pilihan terakhir,” kata Faeser kepada Die Zeit.
Lanjut dia jelaskan, saat ini Jerman sedang berdiskusi dengan mitra di Uni Eropa tentang cara mengatur Telegram.
Sekadar infromasi, Telegram merupakan aplikasi perpesanan yang telah berkembang dan menjadi satu di antara cara termudah untuk menggunakan layanan obrolan terenkripsi. Melalui pesan yang dilindungi dari pengintaian saat dikirim antara pengguna.
Aplikasi ini juga menawarkan sistem kelompok yang memungkinkan pesan dapat disebarkan dengan cepat. Namun, ada fitur-fitur yang mengundang kontroversi, dikarenakan memungkinkan para kriminal dan kelompok lainnya mengatur strategi untuk menghindari tindakan hukum.
Maka dari itu, di Jerman, Telegram dipandang sebagai sumber teori konspirasi dan ujaran-ujaran kebencian saat negara tersebut berusaha memerangi Covid-19.***