Saturday, 4 May 2024
HomeBeritaAda Lika Liku Hidup Dibalik Senyum Khas Dahlan Iskan

Ada Lika Liku Hidup Dibalik Senyum Khas Dahlan Iskan

Bogordaily.net adalah mantan menteri yang cukup fenomenal. Kisah hidupnya yang penuh liku mulai dari hidup yang amat susah, menderita penyakit yang hampir membuatnya kehilangan nyawa namun bisa menjadi menteri cukup menjadi inspirasi bagi banyak orang.

Beberapa buku pun memuat biografi . Berikut adalah kisah hidupnya.

mengalami masa hidup yang sulit ketika ia masih kecil. Jangankan untuk bermain mainan seperti anak-anak lainnya, Dahlan justru hanya memiliki sepasang baju, kaos dan celana serta satu sarung.

Ketika sekolah bahkan ia tidak mempunyai sepatu. Dirinya harus berjalan kaki puluhan kilometer tanpa alas kaki untuk menuju ke sekolahnya. Bisa dibayangkan, betapa sakit telapak kakinya yang setiap hari harus berjalan sejauh itu, bahkan mungkin dalam perjalanannya ia menginjak batu atau ranting.

Memiliki sepatu adalah cita-cita yang amat tinggi baginya saat itu. Namun Ayahnya hanya seorang buruh serabutan dengan penghasilan seadanya, sementara ibunya bekerja sebagai pengrajin batik di desanya. Sulit bagi kedua orang tua ini untuk membelikan sepatu yang saat itu termasuk benda dengan harga mahal.

Penderitaannya semasa kecil bukan hanya itu, sepulang sekolah harus bekerja membantu orang tuanya seperti menyabit rumput, menjadi kuli seset di kebun tebu, menggembala kambing dan lainnya.

Namun demikian, berhasil meneruskan pendidikan hingga di bangku kuliah tepatnya di Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Samarinda.

Dahlan merintis karir pada tahun 1975 dengan menjadi seorang reporter di sebuah surat kabar harian lokal Samarinda. Karirnya mulai berkembang pada tahun 1976, sehingga Dahlan ditugaskan untuk menjadi wartawan majalah Tempo.

Namanya menjadi terkenal setelah ia menjadi satu-satunya wartawan yang meliput kecelakaan Kapal Tampomas. Berkat liputannya tersebut, karirnya semakin melesat hingga pada tahun 1982 ia berhasil menjadi pemimpin surat kabar Jawa Pos miliki Eric Samola yang merupakan direktur utama penerbit majalah tempo.

Ketika itu, Jawa Pos sedang dalam keadaan sekarat dan hampir mati. Jumlah sirkulasi produksi hanya berkisar 6.800 eksemplar saja. Jumlah oplah tersebut sangat sedikit dan dapat diangkut habis dengan menggunakan beberapa becak. Melihat keadaan tersebut, Ia tidak tinggal diam dan mulai melakukan pembaruan.

Lima tahun menjabat sebagai Pemimpin Jawa Pos baru terlihat hasil dari usahanya. Ia berhasil mencetak oplah hingga 126.000 eksemplar dengan omset tahunan naik hingga 20 kali lipat yang menyentuh angka 10, 6 milyar.

Pada tahun 1993 memutuskan keluar dari Jawa Pos. Kemudian mendirikan Graha Pena pada tahun 1997 yang menjadi salah satu pelopor gedung pencakar langit di Surabaya. Ia juga berhail mendirikan bangunan perkantoran yang serupa di Jakarta. Dahlan juga berhasil dalam mengembangkan Jawa Pos News Network (JPNN).

Saat ini, JPNN adalah jaringan media terbesar di Indonesia dengan 190 surat kabar, tabloid, dan majalah. JPNN juga memiliki 40 percetakan yang tersebar di seluruh Indonesia dan stasiun tv sebagai media elektroniknya. Di tahun 1997, membangun gedung pencakar langit untuk menjadi pusat aktivitas JPNN.

Selain di bisnis media, juga mengembangkan usahanya ke bisnis real estate dan hotel. Ia juga memiliki perusahaan yang berkaitan dengan listrik yaitu PT Cahaya Fajar Kaltim di Kalimantan Timur dan PT Prima.

Dahlan Iskan Sebagai Direktur Utama PLN

Keberhasilan Dahlan Iskan memimpin Jawa Pos yang tadinya hampir bangkrut, menjadi group perusahaan yang amat berkembang membuat namanya melambung. Bahkan namanya pun menarik perhatian presiden SBY saat itu.

Di saat banyak masyarakat yang mengeluh karena seringnya listrik mati, dan dirut PLN saat itu pun banyak menuai kritikan, akhirnya presiden SBY menunjuk Dahlan Iskan untuk membenahi PLN dengan mengangkatnya sebagai dirut PLN.

Di hari pertama memimpin, Dahlan Iskan membuat gebrakan. Ia membuat beberapa program diantaranya bebas bayar-pet se Indonesia dalam waktu enam bulan, gerakan sehari sejuta sambungan, pencabutan capping yaitu batas tarif listrik industri, sehingga lebih adil dan dapat menumbuhkan iklim investasi di Indonesia.

Selain itu saat memimpin PLN Dahlan Iskan juga membangun sejumlah besar proyek seperti membangun PLTS di 100 pulau pada tahun 2011 yang saat dipimpin dirut yang sebelumnya PLN hanya berhasil membangun PLTS di 5 pulau.

Dan fakta unik yang menarik adalah ternyata selama memimpin PLN Dahlan Iskan tidak mengambil gajinya sebagai CEO PLN dan tidak menempati rumah dinas.

Kiprahnya Sebagai Menteri BUMN

Selama dipimpin Dahlan Iskan PLN banyak mengalami kemajuan. Ia hanya memimpin PLN selama 2 tahun saja. Selanjutnya Presiden SBY menunjuknya untuk menjadi menteri BUMN.

Saat menjabat sebagai menteri BUMN pun ia memilik banyak program. Salah satunya ia ingin membersihkan BUMN dari korupsi.

Nama Dahlan Iskan mulai semakin dikenal masyarakat ketika ia melihat di jalan tol mobil-mobil mengantre sementara pintu tol yang ditutup. Ia pun spontan membuka pintu tol tersebut hingga mobil lainnya bisa masuk. Sejak saat itu ia dikenal sebagai menteri yang spontanis.

Salah satu program yang cukup diberitakan saat itu adalah mobil listrik nasional. Ia sadar bahwa bahan bakar fosil suatu saat akan habis dan ia mencanangkan program mobil listri nasional.

Enginer-enginer handal Insoneisia diajaknya untuk mengembangkan mobil nasional. Salah satunya adalah Ricky Elson yang saat itu sudah dipercaya bekerja di Jepang.

Prototipe mobil listrik yang diberi nama Tuxuci pun jadi. Dahlan iskan pun ikut mencobanya saat itu. Namun sayang, mobil yang dikendarainya mengalami kecelakaan karena rem blong. Beruntung ia dan rekannya tidak mengalami luka yang berarti. Namun projek mobil listrik nasional terus dijalankan. Setelah Tuxuci, prototipe mobil listrik yang berikutnya dinamakan Selo

Dahlan Iskan menderita penyakit

Di tengah sepak terjangnya yang begitu aktif, mungkin tak banyak orang yang tau kalau beliau pernah menderita penyakit yang membuatnya hampir kehilangan nyawa. Ia mengalami muntah darah Ternyata, hatinya telah sirosis dan sudah rusak karena dipenuhi kanker.

Dengan penuh pertimbangan, Dahlan memilih sebuah rumah sakit di Tianjin, China. Sebelumnya, dokter memvonis jika dia hanya mempunyai sisa umur 6 bulan dan paling lama dua tahu.

Dokter pun menyarankannya untuk melakukan transplantasi. Operasi itu tentu sangat berisiko tinggi. Di sisi lain mencari donor hati amatlah sulit. Tapi akhirnya transplantasi hati itu berhasil berjalan dengan baik.

Dan hingga saat ini, Dahlan Iskan hidup sehat dan bahagia bersama keluarga tercintanya.***

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here