Bogordaily.net – PLT Camat Lumbis Pasiangan, Lumbis Pangkayungon menyampaikan, kabar gembira telah terbit buku dengan berjudul ‘Verflohtene Geschichten‘ di Swiss.
Nantinya akan menjadi koleksi berharga Museum University Of Zurich Swiss dan University Of Bern Swiss karya Marget Linder yang di bantu oleh Mince Tikung dalam proses penelitian di lapangan selama berbulan-bulan.
“Buku tentang teknik menganyam Royan menjadi tikar, keranjang dan lain-lain serta teknik cara kerja secara alami dalam mewarnainya (hitam dan warna alami rotan) yang disebut “Maatik/Mamatik” lengkap dengan jenis motif yang masih terpelihara baik dan masih bisa dikerjakan (dianyam) oleh perempuan Dayak Agabag,” kata PLT. Camat Lumbis Pasiangan, Lumbis Pangkayungon dalam akun Facebooknya, Rabu 16 Februari 2022.
Lebih lanjut, Lumbis memaparkan, Apin, Ayam Mamatik atau Maatik boleh saja dipotong-potong jadi tas dan lain-lain, untuk model motifnya boleh saja dikreasi menjadi motif batik kain dan lain sebagainya.
“Tetapi para pengerajin motif Maatik atau Mamatik itu masih terpelihara secara terun-temurun di perempuan Dayak Agabag atau dalam bahasa lain jika melihat siapa yang memelihara atau melestarikan motif dan anyaman itu lihat siapa perempuan-perempuannya yang masih bisa mengayam,” ungkap Djomon Bapila dalam salah satu lembaran buku tersebut.
Selanjutnya Masputa menerangkan bahwa, dulu jika terdapat persilisihan sesama perempuan cara menyelesaikannya dengan cara Ambatug atau bertanding menganyam tikar dengan panjang 7-10 meter dalam waktu tertentu yang telah disepakati sesuai hukum adat.
“Jadi bagi kami perempuan Dayak Agabag mulai umur 12 tahun wajib sudah mulai dilatih menganyam tikar dan sebagainya, karena didoktrin orang tua,” ujarnya.
Oleh karena itu, apabila tidak bisa menganyam merupakan hal yang memalukan (aib) jika suatu saat terjadi masalah dan ditantang Ambatug oleh perempuan. Jadi saat melihat sudah banyak motif-motif tikar dikreasi jadi motif batik itu hal baik agar tak dilupakan.
“Tetapi jika ingin tahu dari mana motif itu minta perempuan mereka menganyamnya tanpa “Ansunit” tetapi dengan menganyam tanpa contoh. Ansunit adalah salah satu cara meniru motif,” ungkap Masputa yang merupakan isteri dari Kepala Adat Desa Nantukidan Kecamatan Lumbis Pansiangan dalam buku berjudul Verflohtene Geschichten tersebut.
Sebagai penutup, Lumbis mengatakan, miliki bukunya sebagai koleksi pribadi, keluarga dan Lembaga Adat. Buku akan dapat diperoleh pada Ilau Dayak Agabag ke-9.
(Ibnu Galansa Montazerry)