Bogordaily.net – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, datang tanpa pengawalan aparat kepolisian menemui warga yang kontra terhadap pembangunan kuari di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, kemarin Minggu 13 Februari 2022.
Ganjar yang datang tanpa pengawalan, disambut masyarakat yang sudah menunggu di Masjid Nurul Huda. Disanapun, Ganjar melakukan shalat Dzuhur berjamaah dengan para warga.
Usai melaksanakan shalat, para warga duduk lesehan bersama Ganjar didalam Masjid. Ganjar mengawali sa,butannya dengan meminta maaf kepada warga Wadas, atas kejadian yang kurang menyenangkan pada Selasa, 8 Februari lalu.
“Saya minta maaf pada bapak ibu atas peristiwa yang terjadi, makanya saya datang ke sini secara langsung. Yang kedua, saya ke sini ingin mendengarkan langsung dari masyarakat dari persoalan yang ada, saya juga ingin takziah karena mendengar ada sesepuh di Desa Wadas yang meninggal, semoga Husnul Khatimah,” kata Ganjar dikutip dari republika, Senin 14 Februari 2022.
Setelah menyampiakan permintaan maaf nya, salah satu warga pun memberanikan diri menceritakan rasa takut dan traumanya atas kejadian yang dialami para warga di desa mereka. Bahkan, beberapa orang juga turut ditanggak oleh polisi, hal ini juga menjadi ketakutan terbesar mereka.
“Kami takut Pak, suami saya ditangkap tanpa tahu masalahnya. Sekarang di rumah dan kalau lihat polisi atau pria asing berbaju hitam jadi ketakutan. Setiap hari mengurung diri di rumah, pintu selalu dikunci. Anak-anak juga trauma pak,” kata Waliyah.
Warga lain, Ana menceritakan, dirinya dan suaminya ditangkap pihak kepolisian saat konflik terjadi. Suaminya ditangkap saat sedang berada di perjalanan menuju Purworejo, sedangkan dirinya ditangkap saat berada di desa.
“Kasihan anak saya pak, masih kecil. Bagaimana rasanya ditinggal kedua orang tuanya yang ditangkap polisi, Pak. Kami warga masih trauma,” ujarnya.
Ganjar mengaku akan menindaklanjuti masalah warga tersebut dengan mengajak dialog sejumlah pihak yang berkepentingan.
Ada tiga hal ingin dikerjakan setelah pertemuan tersebut, yaitu pertama melakukan evaluasi teknis, kedua metode pendekatan, dan ketiga terkait polemik yang pro atau kontra.
“Nah yang ketiga ini sepertinya kurang, makanya saya datang ke sini dan ingin mendengarkan secara langsung,” kata Ganjar.
Disinggung terkait dengan tuntutan warga untuk mencabut izin lokasi penambangan kuari di Desa Wadas, Ganjar menyatakan hal itu yang akan dibicarakan secara teknis.
“Belum, itu masalah teknis yang harus kita bicarakan. Tidak sekedar bicara cabut atau tidak cabut, tapi itu teknis. Itu yang saya katakan evaluasi teknis yang akan kami lakukan. Semua opsi masih ada peluang, makanya kita bicarakan,” kata dia.***