Friday, 26 April 2024
HomeBeritaIni Alasan Mengapa Lonjakan Kasus Omicron Beda dengan Varian Delta

Ini Alasan Mengapa Lonjakan Kasus Omicron Beda dengan Varian Delta

Bogordaily.net–Gelombang pandemi saat ini dinilai berbeda dengan kenaikan yang dipicu akibat varian delta pada Juli 2021 lalu. Padahal kasus Covid-19 di Indonesia terus meningkat hingga lebih dari 32 ribu per hari. Apa alasannya?

Universitas Indonesia Dr. Pandu Riono, MPH., Ph.D., mengatakan masyarakat Indonesia memiliki trauma pada momen gelombang Covid-19 varian Delta yang lalu. Varian kata Pandu penyebarannya cepat, tetapi kasus kesakitan maupun kematian akibat varian ini rendah

“Bagi pasien varian ini tidak banyak yang perlu masuk rumah sakit dan ini dipengaruhi karakter virus itu sendiri,” kata Pandu dalam keterangannya dilansir dari Suara.com, Sabtu, 5 Februari 2022.

“Kedua karakteristik lonjakan kasus ini juga dipengaruhi oleh jumlah imunitas penduduk. Karena itulah masyarakat sering salah persepsi dengan kondisi saat ini seperti kondisi di Juli-Agustus 2021 lalu, padahal sudah jauh berbeda,” terang Pandu.

Sebagian besar penduduk Indonesia sudah mendapatkan vaksinasi yang cukup merata. Catatan vaksinasi nasional, telah lebih dari 185 juta populasi penduduk Indonesia yang mendapat vaksinasi dosis pertama. Sedangkan 129 juta lebih penduduk mendapatkan dosis kedua, serta lebih dari 4,7 juta penduduk sudah mendapat dosis ketiga.

Vaksinasi masih memiliki peran yang besar bagi pencegahan kesakitan dan kematian akibat infeksi virus Covid-19 varian apa saja termasuk . Berkaca dari negara-negara lain yang lebih dahulu melewati varian seperti Afrika Selatan, Inggris, dan India, tingkat keparahan dan tingkat kematian akibat infeksi varian ini jauh berbeda dengan varian Delta.

“Saya bisa berbicara seperti ini karena melihat pengalaman dari negara lain yang sudah melalui gelombang . Karakternya cepat naik, cepat turun, dan pasien yang masuk rumah sakit jauh lebih rendah,” ujarnya.

Pengalaman negara lain yang menurut Pandu mirip dengan studi kasus di Indonesia adalah di India. Ia berharap lonjakan kasus di Indonesia akan mengikuti pola di India yang turun dengan cepat dan tidak banyak berdampak pada pelayanan rumah sakit maupun kematian.

Tak hanya itu, pemerintah dalam menangani lonjakan kasus kali ini sudah lebih siap. Kemenkes telah menyediakan pelayanan konsultasi kesehatan jarak jauh (telemedisin) secara gratis bagi pasien isolasi mandiri di rumah. Begitu juga dengan obat-obatan yang diperlukan pasien Isoman juga sudah dipersiapkan dengan gratis.

“Kecemasan yang berlebihan membuat masyarakat minta dirawat di rumah sakit padahal tidak memenuhi syarat untuk dirawat di rumah sakit. Ini yang seakan-akan membuat tempat tidur di rumah sakit tinggi padahal mayoritas di rumah sakit itu pasien bergejala ringan,” jelasnya lagi.

Ia menekankan agar pasien yang statusnya sedang, berat, atau yang punya komorbiditas yang bisa dirawat di rumah sakit. “Kalau yang tanpa gejala maupun bergejala ringan silahkan isolasi mandiri,” imbaunya.

Selain vaksinasi, salah satu cara bersiap mengurangi dampak penularan Covid-19 varian adalah juga dengan kembali mengetatkan protokol kesehatan 3M (Memakai masker, Menjaga jarak, Mencuci tangan). Kedua cara ini efektif untuk mengurangi dampak buruk tertular Covid-19 yakni kesakitan dan kematian.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here