Bogordaily.net – 10 Orang meninggal dunia dan beberapa diantaranya belum ditemukan dalam tenggelamnya sebuah kapal nelayan di Spanyol. Kapal tersebut membawa 24 orang, pada Selasa 15 Februari 2022, d lepas pantai Newfoundland, Kanada.
Layanan penyelamatan maritim Spanyol dalam sebuah pernyataan menyatakan, tiga orang diselamatkan oleh perahu nelayan yang berada di dekat lokasi kejadian, ketika kapal setinggi sekitar 50 meter yang disebut Villa de Pitanxo itu tenggelam.
“Mereka yang selamat berhasil naik ke rakit penolong, yang juga membawa jasad empat awak kapal. Jenazah tiga anggota kru lainnya ditemukan kemudian di dalam air,” kata Juru Bicara Satuan Tugas Gabungan Atlantik dan Pusat Koordinasi Penyelamatan Gabungan di Halifax, Nova Scotia, Letnan Komandan Brian Owens.
Pejabat maritim Spanyol mengatakan, tiga jasad lainnya ditemukan di kemudian hari, sebagaimana dikutip dari The New York Times.
Laporan menyebut, kapal yang tenggelam itu berpangkalan di kota Galicia, Marín, di barat laut Spanyol. María Ramallo, wali kota wilayah itu kepada wartawan mengatakan, tenggelamnya kapal itu adalah tragedi besar.
“Tragedi dalam skala yang tidak dapat kita ingat,” katanya.
Para pejabat Spanyol mengatakan, proses evakuasi berjalan cukup sulit karena awak pencarian dan penyelamatan harus menghadapi air yang deras, jarak pandang yang minim, dan kondisi berangin di laut.
Menurut layanan penyelamatan, kapal itu membawa 16 orang Spanyol, lima orang Peru, dan tiga orang Ghana. Sementara pejabat Spanyol di Twitter menyebutkan, kapal itu tenggelam sekitar 280 mil di lepas pantai Newfoundland.
“Dua helikopter, sebuah pesawat, dan kapal nelayan Spanyol dan Portugis terlibat dalam pencarian,” kata para pejabat.
Pusat penyelamatan Halifax mengatakan, menerima sinyal darurat tepat setelah tengah malam pada hari Selasa dari Villa de Pitanxo. Sinyal menunjukkan bahwa kapal itu berada di sebelah timur St. John’s, ibu kota Newfoundland dan Labrador. Sebuah helikopter, pesawat lain dan beberapa kapal telah dikerahkan.
Komandan Owens mengatakan, tim penyelamat tetap berharap bahwa mereka masih bisa menemukan awak kapal dalam keadaan hidup. Ia mengatakan, mereka mungkin telah berhasil mengenakan pakaian pelampung sebelum kapal tenggelam atau menemukan puing-puing atau sekoci untuk berpegangan.
“Kami tidak pernah mengesampingkan semangat manusia,” katanya. “Orang-orang menemukan cara untuk bertahan hidup.”
Kapal yang tenggelam itu sendiri belum ditemukan hingga saat ini.
“Atlantik Utara sangat kuat, terutama di musim dingin,” kata Fred Anstey, pimpinan Sekolah Studi Maritim di Institut Kelautan di Universitas Memorial Newfoundland.
“Banyak kapal lain, termasuk kapal penangkap ikan, telah hilang selama bertahun-tahun,” lanjutnya.***