Monday, 21 April 2025
HomeBeritaKisah Pendiri WhatsApp yang Pernah Jadi Tukang Bersih-bersih

Kisah Pendiri WhatsApp yang Pernah Jadi Tukang Bersih-bersih

Bogordaily.net–Aplikasi pesan yang kita gunakan sehari-hari merupakan buah cipta . Pria asal Ukraina itu pun menjelma menjadi salah satu orang terkaya di dunia. Namun, siapa sangka bukanlah terlahir dari keluarga yang kaya raya. Ia bahkan pernah menjadi tukang bersih-bersih.

Pria yang lahir 24 Februari 1976 ini merupakan imigran berdarah Ukraina. juga berasal dari keluarga Yahudi kemudian tinggal di daerah bernama Fastiv bagian Kiev, Ukraina. Ia hidup dengan pasokan listrik sangat terbatas bahkan harus rela antre mandi di pemandian umum.

Datang dari sebuah desa kecil tak menghalangi tekadnya untuk mengejar pendidikan dan kesuksesan. Ia tumbuh dari keluarga sederhana yang bahkan mengalami krisis finansial. Jan dibesarkan oleh ibu rumah tangga dan ayah yang seorang manajer konstruksi di sebuah desa di Kiev.

Sebagaimana dilansir dari Detik.com, di rumahnya dulu bahkan tidak ada air yang mengalir. Di sekolahnya pun tidak memiliki toilet di dalam gedung. Ketika kecil, ia pernah bekerja sebagai tukang bersih-bersih di toko untuk membantu ibunya. Saat sang ibu bermigrasi ke Amerika Serikat, ia terpaksa bertahan dengan kupon makanan dan bantuan dari pemerintah. Beranjak remaja, Janpun mulai menemukan minatnya pada teknologi dan belajar sendiri tentang jaringan komputer lewat buku yang dibeli dari toko buku tua.

Meski hidup denga kondisi yang kekurangan, tetapi hal itu tidak menghalanginya untuk menyelesaikan sekolah dan menekuni programming. Selepas SMA, mulai menguasai jaringan komputer bahkan bisa menjadi seorang insinyur tanpa pendidikan resmi. Setelah itu ia masuk ke Universitas San Jose State sambil bekerja di toko Ernst & Young untuk membayar biaya kuliahnya.

Pada 1996, pernah tergabung dengan sebuah grup hacker bernama w00w00. Di situ lah, ia semakin mengasah kemampuannya dan bertemu dengan Sean Fanning, penemu Napster. lalu berhenti kuliah pada 1997 untuk bekerja di Yahoo sebagai Infrastructure Engineer.

Kemudian pada tahun 2000, ibunya meninggal dunia karena kanker dan membuatnya berpikir mengenai hidup di masa depan. Setelah sembilan tahun bekerja di Yahoo, ia merasa lelah dan mencoba melamar ke Twitter dan Facebook. Sayangnya, ditolak meski akhirnya menjadi salah satu dewan di Facebook empat tahun kemudian.

Lelah dengan Yahoo dan mengalami penolakan, Jan Koum memutuskan untuk keliling dunia. Saat itu ia bertemu dengan seorang teman dari Rusia bernama Alex Fishman yang mengundang sejumlah orang hingga terciptalah ide .

Jan Koum mendaftarkan aplikasinya di iPhone pada 2009. Setelah melakukan berbagai perbaikan, pada 2014 akhirnya diakuisisi oleh Facebook Inc dengan nilai US$19 miliar atau sekitar Rp272 triliunan. ***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here