Thursday, 16 May 2024
HomeBeritaPernah Jadi Korban Bullying, Franka Soeria Sukses Kembangkan Tren Baru di Dunia...

Pernah Jadi Korban Bullying, Franka Soeria Sukses Kembangkan Tren Baru di Dunia Fashion

Bogordaily.net – Sebuah privilege atau hak istimewa terkadang menguntungkan bagi seseorang ketika ingin berkarir atau memulai bisnis. Tetapi hal tersebut enggak berlaku buat Franka Soeria yang terlahir dari keluarga seniman dan pebisnis.

Wanita yang sekarang sukses menjabat sebagai co-founder #Markamarie dan Council of Modest , punya banyak kisah pahit sebelum akhirnya meraih cita-cita di bidang industri mode dunia.

Dikutip dari Indozone, Franka menceritakan masa kecilnya yang selalu diwarnai dengan bullying atau perundungan dari beberapa temannya.

Ia selalu dilihat enggak mampu melakukan apapun bahkan keberadaannya enggak dianggap oleh orang-orang sekitarnya. Franka kerap dicap sebagai anak cupu yang sibuk dengan dunianya sendiri.

Tahun 90-an adalah masa terberat buat hidup Franka kecil, karena bisnis orang tuanya bangkrut akibat ditipu seseorang pada tahun 90-an. Karena hal tersebut, Franka yang mencintai dunia harus mengubur dalam-dalam keinginannya bersekolah di jurusan . Ia akhirnya mengambil pendidikan sastra Inggris di Universitas Nasional Jakarta.

Karena kebangkrutan orang tuanya, Franka juga harus terbiasa hidup mandiri. Sejak duduk di bangku sekolah, Franka sudah pandai mencari uang. Ia pernah bekerja sebagai penulis lagu, penyanyi, dan jurnalis.

Setelah lulus kuliah, ia bekerja sebagai wartawan di majalah anak sampai akhirnya hijrah sebagai konsultan di sebuah tabloid terkemuka. Franka berhasil meraih hal tersebut karena stylish dan punya selera yang unik.

Franka Soeria

Singkat cerita, Franka akhirnya menikah dengan seorang pilot berkebangsaan Turki dan menetap di sana 2013 silam. Ia pun memutuskan untuk berhijab.

Nasib baik menghampirinya ketika tinggal di negeri Cappadocia. Karena Franka akhirnya bertemu dengan pemilik Modania, sebuah brand terbesar di Turki, dan diminta menjadi partner dalam mengelola platform khusus hijab yang bernama Alahijab.

Karena posisinya ini, ia akhirnya dipercaya untuk menjalin relasi internasional dan membuat strategi Modanisa sehingga berkembang sampai sekarang.

Seiring berjalannya waktu, relasi Franka semakin meluas, bukan dari Indonesia atau Turki melainkan seluruh dunia! Salah satu pencapaian terbesar Franka adalah bisa membuat acara show di Istanbul, Turki 2016 lalu.

Enggak tangung-tanggung, acara tersebut diikuti oleh 30 negara. Ia membuat ‘gebrakan' bahwa busana modest enggak harus ‘mainstream'.

Menurut Franka, kaum hawa juga bisa tetap tampil stylish dan elegan meskipun berpakaian tertutup, dan tertutup enggak melulu harus berhijab.

Bahkan Franka mengaku pernah mendapat pujian dari perempuan non muslim Italia dan sebuah komunitas Latin di Amerika, karena telah mempopulerkan gaya busana yang tertutup namun sifatnya universal.

Franka terharu, karena ‘gebrakan' kecil yang ia buat ternyata menyentuh banyak jiwa.

Franka kini membuktikan pada dunia, bahwa anak cupu yang dulu mendapatkan perundungan ini sekarang dikenal sebagai salah satu expert di Modest yang kerap mengakselerasi industri ini melalui berbagai event dan project. Nama Franka pun menjelma jadi pengamat fesyen yang diperhitungkan.

Berangkat dari backroundnya sebagai penyintas perundungan, Franka ingin membuat dunia sebagai tempat yang bebas dari intimidasi dan penindasan. Ia juga merangkul semua desainer untuk mengikuti event yang ia buat. Baik desainer yang sudah punya nama maupun yang masih merintis karir.

Namun perjalanan karir Franka enggak selalu mulus. Kerikil tajam pernah ia rasakan ketika dikhianati rekan kerjanya yang menjiplak dan mencuri semua ide Franka. Momen tersebut diakui Franka sebagai titik terendah sepanjang karirnya.

Dua tahun belakangan ini juga diakui Franka sebagai masa sulit, karena pandemi Covid-19 menghantam industri fashion dunia termasuk tempatnya bekerja. Tapi demi bisa terus aktif, Franka tetap membuat program-program yang bisa dikerjakan saat masa pandemi.

Di masa pandemi, Franka yang enggak bisa diam juga membuat buku tentang perjalanan hidupnya sebagai korban bullying sampai bisa mencapai mimpinya. Buku berjudul ‘Random Thoughts by Franka' ia selesaikan dalam waktu dua minggu!

Di balik semua pencapaiannya, Franka mengaku masih punya ambisi besar membuat film tentang neneknya, Titin Soemarni. Ia ingin meluruskan semua cerita miring tentang neneknya yang ditulis bebas di internet.

Terakhir Franka berpesan bahwa perempuan bisa bermanfaat untuk banyak orang tanpa harus mengandalkan privilege yang mereka punya.

Hal ini sejalan dengan apa yang Franka dapatkan hari ini. Semua yang ia dapatkan adalah hasil keringatnya sendiri dan kekuatan doa baik dari orang tua.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here