Thursday, 25 April 2024
HomeNasionalSepuluh Tewas Akibat Gempa Sumbar, Empat Warga Masih Hilang

Sepuluh Tewas Akibat Gempa Sumbar, Empat Warga Masih Hilang

Bogordaily.net– di Kabupaten Pasaman dan Pasaman Barat, Sumatra Barat bertambah. Hingga Sabtu, 26 Februari 2022, korban tewas mencapai sepuluh orang.

“Korban jiwa itu enam orang di Kabupaten Pasaman. Kita temukan satu lagi jenazah dari lima yang dilaporkan hilang,” kata Bupati Pasaman Benny Utama dalam siaran jumpa pers via kanal YouTube BNPB Indonesia seperti dikutip Detik.com Sabtu, 26 Februari 2022.

Menurut Benny, empat orang lagi belum ditemukan dan masih dalam pencarian.

Di wilayah Kabupaten Pasaman Barat, terhitung empat orang meninggal akibat gempa. “Warga kita yang meninggal empat orang, yang sakit 42 orang, dirawat di Puskesmas dan dirujuk ke rumah sakit,” kata Bupati Pasaman Barat, Hamsuardi.

Jumlah pengungsi di Kabupaten Pasaman Barat sejauh ini mencapai sepuluh ribu orang. Sebagian pengungsi ada di halaman kantor bupati. Posko utama didirikan di rumah dinas bupati.

Sementara itu di sisi lain, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG akan melakukan survei geofisika di lokasi , Sumatera Barat untuk mengantisipasi gempa susulan yang berpotensi terjadi dan meninjau langsung kondisi terkini di lapangan.

“Kalau terjadi gempa susulan seberapa besar risiko dampaknya, sering terjadi saat gempa tebing banyak yang rontok dan bebatuan banyak lepas, untuk itu kami ingin melihat langsung ke lokasi,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dilansir Suara.com dari Antara, Sabtu, 26 Februari 2022.

Sejumlah agenda survei yang akan dilakukan kata dia, meliputi survei macroseismic berupa melakukan pemetaan dampak kerusakan, survei microzonasi berupa pemetaan siteclass kerentanan seismic, survei dan monitoring microseismic gempa susulan serta estimasi gempa susulan berakhir. Kemudian survei potensi dampak colateral hazard, longsor, banjir bandang bila terjadi hujan lebat di sekitar sumber gempa serta berkoordinasi dengan pemangku kepentingan terkait.

“Apalagi saat ini puncak musim hujan dan curah hujan masih tinggi sehingga lereng yang sudah digoyang gempa bisa semakin runtuh dan membahayakan masyarakat di sekitar,” jelasnya.

Lebih lanjut Dwikorita mengaku akan melakukan survei dan pengukuran berbagai jenis tanah dan bebatuan di sekitar pusat gempa. Kemudian dari hasil pengukuran bisa dipetakan secara faktual zona mana yang rentan mengalami goncangan kuat di kemudian hari.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here