Friday, 26 April 2024
HomeBeritaVincent Willem van Gogh, Pelukis yang Seni Lukisnya Diakui Setelah Kepergiannya

Vincent Willem van Gogh, Pelukis yang Seni Lukisnya Diakui Setelah Kepergiannya

Bogordaily.net – Vincent Willem van Gogh adalah salah satu pelukis paling terkenal sepanjang sejarah. Ia pelukis pasca-impresionis asal Belanda.

Ironisnya, nama dan karya-karyanya baru mulai diakui dan dikenal secara internasional setelah ia meninggal. Sejumlah pengamat seni menilai lukisan-lukisan karya Van Gogh telah melampaui zamannya.

Sepanjang hidupnya serbasusah, Van Gogh telah membuat 2.100 karya seni, termasuk 860 lukisan cat minyak. Namun semasa ia hidup itu, hanya ada 1 lukisannya laku terjual.

Padahal saat ini, setelah mati, hampir seluruh karya Van Gogh telah laris terjual. Sejumlah karyanya bahkan tercatat sebagai lukisan-lukisan termahal di dunia. Beberapa lukisannya fenomenal antara lain Portrait of Dr. Gachet, The Starry Night, dan The Potato Eaters.

The Start Night, Vincent Willem van Gogh.

Sebelum memilih terjun sebagai pelukis, Van Gogh pernah menjadi pramuniaga di galeri seni milik pamannya di London, Inggris. Ia juga sempat jadi pelayan Tuhan di Borinage, Belgia –sebuah daerah pertambangan batubara dihuni penduduk miskin.

Lelaki kelahiran Zundert, Belanda, 30 Maret 1853 ini mulai memutuskan menjadi pelukis pada 1881 sepulangnya dari Borinage, Belgia.

Tidak ada kata telat untuk memulai, pikir Van Gogh di usianya 27 tahun lebih saat itu. Tekadnya bulat, meski banyak orang di sekelilingnya, termasuk keluarga besarnya, tak menyetujui keputusan ia ambil.

Satu-satunya orang setia mendukung keputusan Van Gogh secara total adalah Theo van Gogh, adik kandung kesayangannya.

Sejak kecil, dua dari enam bersaudara itu memang amat dekat. Theo selalu mendukung pilihan karier kakaknya. Bahkan semasa menjadi seniman miskin, Van Gogh mendapat dukungan finansial dari Theo seorang pengusaha sukses.

Selama menjadi pelukis, Van Gogh hidup berpindah-pindah. Ia sempat melukis berbagai objek di beberapa kota di Belanda dan Perancis. Namun saat tinggal di Arles, Perancis, Van Gogh mengidap gangguan jiwa akut.

Tanpa alasan jelas, pada Desember 1888, ia memotong telinga kirinya dan memberikannya kepada seorang pelacur. Tentu saja hal ini membuat dia harus dirawat di rumah sakit. Van Gogh juga sempat dirawat di Rumah Sakit Jiwa Saint-Remy, Perancis, pada 1889-1990.

Tapi meski dirawat di RSJ, Vincent tetap rajin melukis. Banyak karya fenomenalnya lahir di RSJ Saint-Remy tersebut, di antaranya The Starry Night, The Olive Trees, dan Country Road in Provence by Night.

Theo sang adik adalah sosok di balik konsistensi Van Gogh dalam berkarya. Berulang kali penyakit kejiwaan Van Gogh kambuh, berulang kali pula Theo menanggung biaya pengobatannya. Theo pun terus memasok kanvas, cat, pensil, kertas, dan alat-alat lukis lain untuk kakaknya di manapun dia berada, termasuk di rumah sakit jiwa.

Pada 27 Juli 1890, Van Gogh melakukan aksi penembakan terhadap dirinya sendiri di bagian dada. Di dalam pelukan adiknya, Theo, ia dinyatakan meninggal dua hari kemudian.

Bab terakhir hidupnya ditutup dengan cara tragis, yakni hanya ditemani oleh burung-burung gagak di hari penembakannya, harus berhadapan dengan gangguan mental yang dideritanya, kesulitan dari segi ekonomi, penolakan dari keluarga, serta tidak diakui atas karya-karyanya.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here