Saturday, 23 November 2024
HomeBeritaWarga AS Sedih Tak Bisa Makan Steak Gara-Gara Harga Daging Sapi Melonjak

Warga AS Sedih Tak Bisa Makan Steak Gara-Gara Harga Daging Sapi Melonjak

Bogordaily.net–Pandemi Covid-19 terus memberikan dampak di sejumlah negara di dunia. Di Amerika Serikat (AS) salah satunya, pendemi membuat harga daging sapi melonjak.

Warga AS merupakan salah satu konsumen daging sapi terbesar di dunia. Kini, harga daging sapi naik hingga 23 persen. Harga daging berkualitas dapat mencapai US$24,99 (Rp344 ribu) per 0,4 kg. Di toko daging Georgetown, potongan yang sama dihargai US$13 (Rp186 ribu).

Kepala Departemen Ekonomi Agrikultur di Universitas Purdue, Jayson Lusk mengungkap banyak hal yang menyebabkan harga pangan di AS naik.

Dilansir CNN Indonesia dari AFP, menurut Lusk, salah satu faktornya adalah konsumsi daging meningkat karena kebanyakan warga AS terjebak di rumah saat pandemi Covid-19.

Selain itu, ekspor daging ke luar AS yang cukup tinggi dibarengi dengan peningkatan permintaan domestik juga menjadi sebab harga daging melonjak.

Kenaikan harga ini juga dipengaruhi kenaikan upah pegawai di industri pengemasan daging, hampir 20 persen sejak awal pandemi. Kekurangan staf juga berpengaruh pada produksi dan transportasi daging.

Sementara itu perusahaan produsen daging terbesar di AS, Tyson Foods, mengaku menaikkan harga untuk memenuhi upah tenaga kerja yang meningkat. Mereka juga harus memenuhi permintaan yang lebih banyak dari kapasitas perusahaan.

Dalam tiga bulan terakhir di 2021, Tyson menaikkan harga daging hampir sebanyak 33 persen bila dibandingkan saat periode yang sama pada 2020.

Sementara itu kenaikkan harga daging sapi ini berdampak pada warga berpenghasilan rendah tak bisa lagi menikmati steak.

Seorang ibu bernama Lisa, misalnya yang sedang berbelanja di pasar swalayan mengungkap keranjangnya penuh, tetapi tak ada satu pun steak.

“Terlalu mahal. Saya kebanyakan membeli ayam dan sosis. Kadang-kadang daging giling,” katanya.

Pemandangan ini tak biasa di AS, negara yang terkenal dengan tempat barbeku dan restoran steaknya. Warga AS pun biasa membakar daging steak di rumah.

Meski demikian, warga lainnya, Jay Smith berupaya memetik manfaat dari kondisi ini. “Kesempatan baik untuk makan lebih sehat,” kata Smith.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here