Bogordaily.net–Kisah seorang ayah membawa jenazah anaknya menggunakan sepeda motor viral di media sosial. Pria itu diketahui bernama Asdar (29), warga Batulappa, Kecamatan Sinjai Timur, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan.
Kisahnya menarik perhatian berbagai pihak termasuk Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman. Ia lantas mengutus tim untuk melayat ke rumah Asdar.
Tim Plt Gubernur Sulsel, Andi Alti diterima Asdar di lingkungan Batulappa, Kelurahan Samataring, Kecamatan Sinjai Timur, Kabupaten Sinjai, Selasa, 1 Februari 2022.
Andi Alti ditemani Kapolsek Sinjai Timur, AKP Andi Armadana. Pihak keluarga pun masih merasa sedih atas kehilangan sang bayi yang meninggal di usia 7 bulan.
“Terima kasih atas rasa empati Bapak Plt Gubernur Sulsel, bapak Andi Sudirman kepada keluarga kami. Semoga menjadi amal ibadah, Amin,” kata Asdar saat menerima bantuan dari Plt Gubernur Sulsel seperti dikutip Suarasulsel.com.
Terpisah, Plt Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman menyampaikan duka atas meninggalnya bayi pasangan suami istri, Asdar dan Juliatun Mariani.
“Kami turut berduka cita kepada keluarga bapak Asdar. Kita juga harap kejadian seperti ini tidak terulang lagi,” ujarnya.
Ia berharap, seluruh layanan kesehatan senantiasa memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat. Apalagi pekerjaan di bidang kesehatan adalah pahlawan kemanusiaan.
Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel sudah melakukan koordinasi dengan pengelola rumah sakit yang disebut enggan mengantar jenazah karena keluarga tidak mampu bayar.
Sementara itu sebelumnya, dikutip Instagram @kabarnegri, bayi pasangan Asdar dan Juliatun Mariani ini diketahui lahir prematur. Anak mereka yang terlahir lebih awal dari jadwal semestinya dinyatakan meninggal dunia pada Minggu, 30 Januari 2022 waktu setempat.
Asdar yang merupakan warga Kabupaten Sinjai lantas meminta RSUD Pancaitana Bone untuk menyiapkan ambulans demi mengantar pulang jenazah bayinya. Sebab, Kabupaten Bone dan Kabupaten Sinjai memiliki jarak tempuh sekitar 87 kilometer. Umumnya kedua daerah ditempuh selama kurang lebih 1,5 jam dengan memakai mobil.
Namun permintaan Asdar berujung penolakan pihak rumah sakit sebab uang yang dimiliki Asdar untuk membayar biaya sewa ambulans kurang.
Asdar mengaku dimintai pembayaran biaya sewa senilai Rp700 ribu. Namun ia hanya mempunyai Rp600 ribu sehingga pihak rumah sakit menolak untuk mengantarkan jenazah sang bayi malang.
Dengan hati yang dirundung duka, Asdar terpaksa membawa pulang jenazah anaknya dengan menggunakan sepeda motor. Asdar lalu membawa pulang jenazah bayinya yang terlahir prematur sekitar pukul 21.00 waktu setempat.
Peristiwa yang dialami keluarga Asdar langsung menyita perhatian. Kolom komentar postingan Instagram itu dibanjiri warganet.
“Uang diatas segalanya,” kritik warganet pedas.
“Miris,” kata warganet lainnya.
“Semoga ada perhatian lebih dari instansi terkait,” timpal yang lainnya.
“Harusnya kemanusiaan lebih diutamakan dari segala rupa aturan.”
Menanggapi kabar tersebut pihak rumah sakit berdalih ada miskomunikasi antara petugas rumah sakit dan pasien saat kejadian.
“Kami meminta maaf. Ada miskomunikasi antara pihak rumah sakit dan keluarga pasien,” ujar Kabag Administrasi Rumah Sakit Pancaitana Kabupaten Bone Fahruddin.
Menurutnya jarak tempuh rumah sakit dan rumah pasien memang cukup jauh. Setelah dihitung, biaya operasional mobil jenazah sekitar Rp700 ribu.
Namun karena pasien mengaku tidak punya cukup uang, pihak rumah sakit mengizinkan, tetapi pasien keburu menolak. Sopir mobil jenazah diakuinya sempat mengejar pasien, tetapi Asdar tetap membawa jenazah anaknya dibawa menggunakan sepeda motor.***