Saturday, 20 April 2024
HomeNasionalWartawan Harus Buat Berita Kasus Desa Wadas Akurat dan Berimbang

Wartawan Harus Buat Berita Kasus Desa Wadas Akurat dan Berimbang

Bogordaily.net – Wartawan dalam membuat dan menyiarkan berita apapun, termasuk kasus Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Jawa Tengah, harus tunduk dan patuh terhadap (KEJ). Karya jurnalistiknya harus jelas, faktual, dan tidak menduga-duga serta menciptakan framing baik yang positif maupun negatif.

Pengurus Pusat dalam siaran persnya, Minggu 1 Februari 2022 di Jakarta, menekankan, sesuai , semua berita harus akurat, berimbamg, dan independen.

“Tidak boleh menduga-duga dan mengutip sumber yang belum terverifikasi,” kata Ketua Umum Pusat, Atal Depari.

Menurut Atal, jika wartawan bekerja berdasarkan , beritanya tidak akan menimbulkan kebingungan, apalagi insinuasi. Sebab, berita yang dibuat berdasarkan pasti dengan fakta jelas dan mampu membuat masalah menjadi terang benderang.

Sebaliknya, berita yang dibuat tidak sesuai dengan , justeru tidak jelas sumbernya dan tidak faktual, akibatnya cuma menduga-duga, apalagi mengutip dari sumber yang tidak independen.

Atal mengingatkan, tugas wartawan bukan untuk menjilat pemerintah, tapi juga bukan memaki-maki pemerintah.

“Kerja jurnalistik wartawan adalah berdasarkan fakta. Oleh karena itu, dengan sendirinya kebenaran atau objektivitas akan otomatis muncul sendiri dari berita karya jurnalistik,” tandas Atal.

Dalam UU Pers, khususnya Pasal 8, wartawan dalam menjalankan tugasnya memperoleh perlindungan hukum. Dengan demikian dalam mencari, mengunpulkan, mengolah, dan menyiarkan berita, wartawan tidak usah takut pada ancaman apapun.

“Syaratnya harus sesuai dengan ,” katanya.

Jika ada wartawan yang dalam menjalankan tugas jurnalistiknya diintiminasi atau diancam Atal mengharapkan wartawan tersebut melaporkan ke Dewan Pers penegak hukum.

“Dalam pemberitaan soal kasus Desa Wadas, Atal menilai masih banyak berita yang tidak akurat, sehingga membuat kabur apa yang sebenarnya terjadi. Apalagi banyak pemberitaan pers yang mengutip dari sumber yang tidak independen, baik yang pro pemerintah maupun yang anti pemerintah. Harusnya perslah yang memberikan kejelasan,” ujar Atal.

Sampai kini masih menjadi mahkota wartawan. Konsukuensinya semua berita selayaknya mengikuti Kode Etik Jurnalistik.

“Tidak sekadar menduga-duga, apalagi mengarang berita,” tambah Atal.

Pengurus Pusat mengimbau para wartawan, anggotanya, dalam kasus Desa Wadas membuat berita yang tidak bias atau kabur. Wartawan harus menghadirkan berita yang akurat, berimbang, dan independet.

“Dengan begitu masyarakat akan memperoleh kejelasan apa yang sebenarnya terjadi,” tegas Atal.

Selanjutnya Atal menguraikan, berita-berita soal Desa Wadas yang tidak akurat dan tidak berimbang, akan merugikan baik di pihak pemerintah maupun di publik. Walhasil terjadi kegaduhan yang serba tidak jelas fakta kasusnya dan menyebabkan banyak tafsir dan dugaan-dugaan yang tidak mendasar.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here