Friday, 22 November 2024
HomeBeritaWHO: Dibandingkan Varian Sebelumnya, Varian Omcron Lebih Mudah Menular

WHO: Dibandingkan Varian Sebelumnya, Varian Omcron Lebih Mudah Menular

Bogordaily.net – Kasus harian Covid-19 semakin meningkat di Indonesia. Pasalnya, varian Omicron lebih mudah menular dari varian sebelumnya.

Peneliti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Covid-19, Dr Maria Van Kerkhove, mengingatkan bahwa pandemi masih belum selesai dan varian baru mungkin akan lebih ganas daripada Omicron.

“Varian concern selanjutnya akan lebih fit, yang kami maksud adalah lebih menular karena harus menyalip yang beredar saat ini. Pertanyaan besarnya adalah apakah varian masa depan akan lebih parah atau tidak,” kata Dr Van Kerkhove dilansir dari India Today, Kamis, 10 Februari 2022.

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa varian baru ke depannya akan lebih kuat. Sehingga lebih mudah menghindari kekebalan, membuat vaksin menjadi kurang efektif.

“Kami berharap dengan intervensi yang tepat, sirkulasi Covid-19 akan rendah. Tetapi bahkan dalam sirkulasi itu, akan ada gejolak di antara orang-orang yang tidak dilindungi oleh vaksin atau mereka yang kekebalannya berkurang,” ujarnya.

Varian Omicron di Indonesia diprediksi akan mengalami puncak gelombang kenaikan kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia terjadi pada pertengahan Februari hingga awal Maret 2022.

Hal itu berkaca dari mayoritas kenaikan kasus Omicron di dunia terjadi dalam kurun waktu yang sangat cepat berkisar antara 35 hingga 65 hari.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa 90% transmisi lokal Omicron terjadi di DKI Jakarta.

“Kami juga sampaikan bahwa lebih dari 90% transmisi lokal terjadi di DKI Jakarta, jadi kita harus siapkan khusus DKI Jakarta sebagai medan perang pertama menghadapi varian Omicron, dan kita harus sudah memastikan bisa menangani dengan baik,” katanya dalam laman resmi Kemenkes, Senin 17 Januari 2022.

Kendati demikian, pemerintah melalui Kemenkes akan memperkuat pelayanan kesehatan. Hal lain yang mendukung, yaitu  mengoptimalkan sistem pelayanan, memenuhi kebutuhan obat-obatan, oksigen, serta menjamin keamanan dan kesehatan tenaga kesehatan yang berisiko tinggi terpapar virus.

“Kebutuhan obat di 34 Provinsi sudah mencukupi, Favivirapir, Remdesivir, Tocilizimah 400mg/20ml, multivitamin, IVIg 5%/50ml total 4.958.599, sedangkan stoknya mencapai 23.663.526. Sementara ketersediaan oksigen di 20 Kabupaten/Kota besar di Jawa-Bali mencukupi rata-rata kebutuhan hingga lebih dari 48 jam,” kata dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid., Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes dalam keterangan resminya, Kamis 10 Februari 2022.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here