Bogordaily.net – Massa dari Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan serikat buruh lainnya menggelar unjuk rasa di depan kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Gambir, Jakarta Pusat. Massa menuntut pemerintah melalui Kementerian Perdagangan untuk menurunkan harga sejumlah bahan pokok, khusus nya minyak goreng.
Polisi menyiapkan pengamanan hingga rekayasa lalu lintas guna mengantisipasi aksi demo buruh dan petani yang digelar di depan Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Selasa, 23 Maret 2022.
Kasat Lantas Polres Metro Jakarta Pusat Kompol Purwanta menyebut jumlah massa buruh yang demo di depan Kantor Kemendag, diperkirakan ada sekitar 200 orang,
“Massanya cuma 200 (orang) kok,” kata Purwanta, dikutip dari CNN, Selasa, 22 Maret 2022.
Di sisi lain, Purwanta juga tak membeberkan berapa jumlah personel kepolisian yang diterjunkan untuk mengamankan aksi demo buruh. Purwanta juga menyebut bahwa rekayasa lalu lintas itu masih bersifat situasional.
“Nanti lihat perkembangan, tentatif untuk rekayasa lalu lintas,” katanya.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan, massa aksi berasal berbagai organisasi seperti serikat buruh, serikat petani, dan elemen masyarakat lainnya.
Dalam aksi tersebut, peserta unjuk rasa menuntut pemerintah melalui Kementerian Perdagangan untuk menurunkan harga sejumlah bahan pokok.
“Tuntutan yang kami sampaikan dalam aksi ini adalah turunkan harga minyak goreng, turunkan harga bahan pokok, dan ganti Menteri Perdagangan,” ujar Said Iqbal dalam keterangannya, Selasa.
Selain itu, dia mengatakan pihaknya menuntut Presiden Jokowi mengganti Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi. Dia menilai Mendag telah gagal dalam mengendalikan harga minyak goreng dan bahan pokok lainnya.
“Kami minta adalah ketersediaan minyak goreng kemasan dan ketiga menurunkan harga bahan pokok. Kami minta Presiden Jokowi mengganti Menteri Perdagangan, yang telah gagal mengendalikan harga minyak goreng dan bahan pokok lainnya. Menjelang Ramadan dan Idul Fitri, harga sudah pada naik,” katanya.
Iqbal juga meminta pemerintah menyediakan minyak goreng namun bukan curah dengan harga Rp 11-14 ribu per liter. Dia menyebut, jika tuntutan mereka tidak dipenuhi, mereka akan menggelar aksi besar-besaran di seluruh provinsi di Indonesia.
“Jika Mendag tidak diganti dan minyak goreng kemasan, Partai Buruh dan organisasi serikat tani di seluruh provinsi di Indonesia akan menggelar aksi besar-besaran untuk menurunkan harga minyak kemasan bukan minyak curah,” tuturnya.
Massa memprotes tingginya harga minyak goreng dan bahan pokok jelang ramadan. Mereka mendesak pemerintah segera mengendalikan harga minyak goreng dan bahan pokok.
“Kami minta pemerintah harus turunkan harga minyak goreng dalam tujuh hari dari sekarang,” tegas dia.
Said mengatakan meroketnya harga minyak goreng dan bahan pokok membuat para ibu menjerit. Bahkan, banyak warga diperlakukan seperti pengemis ketika mengantre minyak goreng.
“Jika itu (menurunkan harga minyak goreng) tidak bisa dilakukan maka kita akan gelar aksi besar-besaran untuk menurunkan harga minyak kemasan dan bukan minyak curah,” tegas Said.
Ruas Jalan Ridwan Rais, Gambir, Jakarta Pusat, tersendat imbas sebagian jalan digunakan massa aksi. Terdapat dua mobil komando di lokasi. Massa aksi juga membawa berbagai atribut.***