Bogordaily.net– Jumlah kasus Covid-19 harian di dunia kembali mengalami penurunan. Kasus baru tercatat 889.908 di seluruh dunia dalam 24 jam terakhir, menjadi hari kedua dengan tambahan infeksi baru di bawah 1 juta. Sedangkan angka kematian bertambah 2.622 jiwa di waktu yang sama. Hanya saja beberapa negara, terutama di Asia, masih alami kenaikan kasus positif. Salah satunya China. Negara yang pertama kali melaporkan infeksi virus corona SARS Cov-2 itu saat ini kembali harus menerapkan lockdown di sejumlah kota.
Akumulasi data Covid-19 secara global per Selasa, 29 Maret 2022 pagi tercatat 482,81 juta kasus positif dengan 6,15 juta jiwa kematian, data dari situs worldometers. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa penurunan kasus positif memang telah terjadi dalam sepekan terakhir.
Pusat keuangan China di Shanghai bahkan diberlakukan penguncian dua tahap atau lockwodn dan ‘mengurung’ 26 juta penduduknya sejak Senin, 28 Maret 2022. Pemerintah kota setempat menutup jembatan dan terowongan, serta membatasi lalu lintas jalan raya dalam upaya untuk menahan lonjakan kasus Covid-19.
Penguncian cepat diumumkan oleh pemerintah setempat pada Minggu, 27 Maret 2022 malam. Sehingga akan membelah kota terpadat di China itu mulai dari sepanjang Sungai Huangpu selama sembilan hari untuk dilakjkan tes Covid-19 oleh petugas kesehatan.
Mengutip Suara.com dari Reuters, penduduk di sebelah timur Huangpu telah ‘terkurung’ di rumah mereka. Beberapa mengatakan bahwa petugas kesehatan mulai melakukan tes Covid-19 di rumah mereka sejak pukul 7 pagi pada Senin, 28 Maret 2022.
Sementara warga yang tinggal di wilayah barat bergegas menimbun makanan dan barang-barang lainnya, karena berpikir akan ikut terisolasi akibat penguncian mulai 1 April. Layanan pengiriman kewalahan dan supermarket kehabisan persediaan.
“Banyak pasar grosir sekarang tutup. Beberapa pedagang enggan membeli sayuran. Jika kami tidak bisa mendapatkan sayuran dari pedagang grosir atau pasar basah tutup, kami habis,” kata seorang pemilik kios di Shanghai, China, Bi Yingwu.
Anggota tim ahli COVID Shanghai Wu Fan mengatakan, akibat pengujian massal itu berhasil ditemukan infeksi dalam skala besar di seluruh kota.
“Menahan wabah skala besar di kota kami sangat penting karena, begitu orang yang terinfeksi dikendalikan, kami telah memblokir penularannya,” katanya dalam sebuah pengarahan.
Angka infeksi dan kematian rendah menurut standar global. Tetapi China telah memberlakukan kebijakan nol-Covid yang hampir menutup perbatasannya bagi para pelancong selama dua tahun, dan bergegas untuk mematikan setiap rantai infeksi.***