Bogordaily.net–Cuaca menjadi salah satu tantangan MotoGP Mandalika 2022. Pihak penyelenggara pun harus harus memastikan Sirkuit Mandalika di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam keadaan ideal agar balapan bisa terselenggara dengan baik. Salah satu upaya dari panitia yakni Mandalika Grand Prix Association (MGPA) yakni mempekerjakan pawang hujan.
Juru ‘pengotak-atik’ cuaca itu di kawasan Sirkuit Mandalika itu adalah Rara Isti Wulandari. Dia mengaku memang secara resmi dipekerjakan Indonesia Tourism Development Corporation selaku perusahaan BUMN pemilik Sirkuit Mandalika yang juga membawahi MGPA selaku panitia penyelenggara.
Rara menceritakan, dia sudah dipekerjakan ITDC dan MGPA sejak hari terakhir World Superbike (WSBK) dan mengklaim diminta langsung oleh Menteri BUMN dan Direktur Utama ITDC Abdulbar M Mansoer.
“Di WSBK itu hari terakhir dan (jadi pawang hujan) jarak jauh. Nah habis itu bulan Februari 2022 Pak Erick Thohir ada acara di Jakarta. Ketemu Pak Erick, Pak Barry (Abdulbar) ITDC, lalu saya di bawa ke sini. Jadi dari pre-season dan acara ini. Pre-season itu 11-13 Februari sukses,” kata Rara dikutip dari Suara.com.
Ia mengaku bahwa sejauh ini sudah cukup baik menjalankan tugas. Sebelum main event MotoGP Mandalika 2022 pada 18-20 Maret, Rara diminta untuk mengatur cuaca saat proses pengaspalan ulang lintasan pada sejak 15 Februari hingga 10 Maret.
“Pihak luar negeri (dari Dorna), mereka senang dengan pawang hujan. Aku dijuluki Mrs Pawang atau The Prayer. Saya dapat request 24 jam tidak hujan saat pengaspalan 6-8 Maret,” ujar pawang hujan kelahiran Jayapura, Papua, 22 Oktober 1983 itu.
Sementara itu terkait event utama MotoGP Mandalika 2022, Rara mengaku bahwa tanggal 18-19 Maret memang terjadi hujan di kawasan Sirkuit Mandalika. Namun, hal itu merupakan permintaan dari panitia demi menurunkan suhu untuk kenyamanan pebalap.
“Untuk balapan dari 18-19 Maret, paginya hujan dan siang grimis-grimis agar pebalap nyaman. Karena aspal suhunya tidak boleh sampai di atas 50 derajat celcius, otomatis cuaca di atas tak boleh panas, otomatis panggil hujan dan mendung, tapi tak boleh sampai banjir,” jelas Rara yang mengaku memeluk kepercayaan kejawen ini.
“Untuk balapan utama tanggal 20 Maret, saya cuma diminta cerah ceria, saya terjemahkan sendiri. Pokoknya cuaca enak. Tapi kalau pak Erick Thohir minta hujan ya kalian harus terima. Karena saya memohon demi kebaikan Indonesia,” tambahnya.
Sementara itu soal bayaran, Rara mengaku mendapat bayaran cukup besar dari MGPA untuk mengatur cuaca di kawasan Sirkuit Mandalika. Meski tak mengatakan secara jelas, dia menyebut bayaran yang diterimanya mencapai tiga digit alias ratusan juta untuk 21 hari kerja.
“Saya dibayar MGPA dan ITDC. Bayaran saya itu tiga digit untuk 21 hari,” kata wanita yang selalu beraktivitas tanpa alas kaki ketika memanjatkan doa-doa dengan harapan mengubah cuaca sesuai rencana itu.
Lebih lanjut Rara menjelaskan dirinya memang sudah lama menjadi spesialis pawang hujan termasuk untuk acara-acara pemerintah seperti vaksinasi masal bahkan hingga upacara pembukaan Asian Games 2018 di Jakarta-Palembang lalu.
“Event-event yang pernah saya handle itu terdekat kemarin Liga 1 dan Liga 2 di Jakarta. Event vaksin, sentra vaksin bersama BUMN di 5 kota, saya di Jakarta tapi handle kota-kota lain, hingga opening Asian Games 2018,” katanya.
“Jadi pawang hujan itu walaupun saya di Jakarta asal ada foto dan tujuan (bisa mengatur cuaca di kawasan lain),” sambungnya.***