Monday, 6 May 2024
HomeBeritaHampir Sebulan Menginvasi Ukraina, Berikut Daftar Kerugian Rusia

Hampir Sebulan Menginvasi Ukraina, Berikut Daftar Kerugian Rusia

Bogordaily.net– Sudah hampir sebulan Rusia menginvasi . Namun, sampai saat ini Rusia belum juga mencapai tujuannya meski sudah menggempur habis-habisan negara eks Uni Soviet itu.

Juru bicara Presiden Vladimir Putin, Dmitry Peskov, mengatakan presiden mereka mengakui belum mencapai tujuan utama menginvasi .

“Pertama-tama, belum. Dia belum mencapainya,” kata Peskov dikutip CNN Indonesia dari wawancara khusus dengan CNN.

Peskov enggan mengakui bahwa pasukan Rusia kelimpungan menghadapi perlawanan sengit tentara dan mulai kehilangan arah sebagaimana analisis para pengamat perang di lapangan.

Ia menegaskan “operasi militer” atau saat menginvasi berjalan ketat “sesuai dengan rencana dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.”

Di sisi lain, pengamat perang menilai Rusia di saat bersamaan juga mengalami “kehilangan” yang cukup besar.

Pertama adalah banyaknya tentara hingga Jenderal gugur. Sejauh inin mengklaim telah menewaskan lima jenderal Rusia. Menurut beberapa pengamat militer peristiwa jenderal yang terbunuh selama perang adalah sesuatu yang jarang terjadi. Ini bisa mengindikasikan bahwa ada sesuatu yang salah dalam pasukan Rusia sehingga bisa mengakibatkan beberapa jenderalnya turun tangan gugur ke medan perang.

Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan 498 personel mereka tewas. Sejauh ini belum ada perkembangan terbaru terkait kerugian sumber daya manusia dari pasukan Rusia di .

Namun, awal pekan ini, salah satu media Rusia yang pro-pemerintah, tabloid Komsomolskaya, merilis data terbaru jumlah kematian tentara Moskow di , yang mencapai 9.861 personel. Tak lama setelah rilis, mereka menghapus laporan tersebut dan mengklaim mengalami peretasan dan pemalsuan data.

Laporan kematian personel Rusia dari Komsomolskaya tak berbeda dengan perkiraan Amerika Serikat yang menyebut hingga 10 ribu tentara Moskow sudah tewas di .

Kerugian berikutnya adalah alutsista. Selain soal kerugian di sektor sumber daya manusia, Rusia juga mengalami kerugian dari persenjataan militer mereka. Kemenhan menyebut Rusia sudah kehilangan 99 pesawat, 123 helikopter, 509 tank, 252 artiler, 1.556 kendaraan lapis baja, 3 kapal, dan 1.000 kendaraan militer lainnya. Mereka juga kehilangan 70 tangki bahan bakar, 35 dUAV, 45 pesawat anti perang, 15 peralatan khusus, dan 80 peluncur roket. Kremlin sejauh ini kerap menghindari pertanyaan soal perkembangan pergerakan militer Rusia di .

Di bidang ekonomi Rusia juga mengalami kerugian karena sejak Putin menyerang Ukraina, banyak negara yang sudah menjatuhkan sanksi dan embargo terhadap Negeri Beruang Merah. Uni Eropa bahkan menjatuhkan empat paket sanksi bagi Rusia. Presiden Amerika Serikat Joe Biden juga bakal mengumumkan sanksi baru bagi Rusia.

Belum lagi sanksi-sanksi independen yang dijatuhkan negara lainnya seperti Jepang hingga Singapura sebagai bentuk kecaman atas agresi Rusia ke Ukraina.

Negara Barat bahkan sepakat menendang bank-bank Rusia dari sistem keuangan Society Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT).

SWIFT merupakan sistem yang menghubungkan ribuan lembaga keuangan dunia, sehingga bank dapat mengirim dan menerima pesan transaksi dengan cepat dan aman. Transaksi keuangan saat ini dapat dilakukan antar negara bahkan antar benua.

Dengan begitu, pemblokiran ini membatasi akses Rusia dari pasar keuangan global. Sanksi ini dinilai jadi yang terberat dari beragam sanksi ekonomi untuk Rusia.

Perusahaan jasa keuangan global seperti Visa dan Mastercard juga telah mendepak bank-bank Rusia dari layanannya. Berbagai brand global bahkan ramai-ramai menutup bisnis dan operasi mereka di Rusia.

Sementara itu di sisi lain, Ukraina juga mengalami kerugian cukup besar. Menurut data per 13 Maret lalu, setidaknya 1.300 tentara Ukraina tewas selama konflik berlangsung. Sementara itu, menurut Rusia 2.870 personel Ukraina telah gugur dan terluka per 2 Maret lalu.

Namun, Ukraina mendapat banyak dukungan dari berbagai negara baik pemerintah maupun sipilnya. Seperti Amerika Serikat dan NATO yang terus memberi bantuan perangkat militer. Bahkan ada kebun binatang yang ikut berdonasi untuk Ukraina, senilai US$10 ribu atau 143 juta.

Invasi Rusia ke Ukraina juga membuat banyak korban sipil. PBB mencatat 953 warga sipil, termasuk 78 anak-anak, meninggal dunia sejak invasi Rusia berlangsung. Tak hanya itu sudah 1.557 warga Ukraina dilaporkan terluka.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here