Friday, 22 November 2024
HomeEkonomiHarga Daging Sapi Melonjak, Asosiasi Cium Aroma Kartel

Harga Daging Sapi Melonjak, Asosiasi Cium Aroma Kartel

Bogordaily.net–Pedagang daging di sejumlah pasar di Jabodetabek melakukan aksi mogok lantaran mahalnya modal yang harus disediakan hingga berujung rendahnya minat masyarakat berbelanja.

Sekretaris DPD Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) DKI Jakarta Tubagus Mufti Bangkit Sanjaya menyebut kenaikan harga daging sapi dan kerbau di sejumlah pasar Jabodetabek diduga lantaran adanya praktik kartel yang dilakukan oleh distributor dan importir daging beku swasta.

Dugaan itu, kata Tubagus, berdasarkan pada ketersediaan daging yang belakangan disebut surplus mencapai 31.153,4 ton oleh Kementerian Pertanian. Masalahnya, kata Tubagus, pedagang di lapangan tidak dapat mengakses pasokan itu. Akibatnya harga melonjak.

“Perum Bulog ditugaskan untuk impor tetapi untuk distribusi ini Bulog merekrut mitra penjualan, importir swasta dan distributor swasta yang besar-besar pemilik gudang inilah yang sebenarnya memainkan harga jadi bukan perkara pasokan,” kata Tubagus dikutip dari Binsis.com.

Harga yang diterima pedagang menurut Tubagus cenderung sudah terlalu mahal atau memiliki margin mencapai Rp30.000 dari gudang penyimpanan milik distributor atau importir swasta rekanan Bulog tersebut. Harga yang sudah dipatok mahal itu belakangan ikut mengerek naik harga daging sapi dan kerbau yang dijual ke masyarakat.

Lebih lanjut kata Tubagus, manuver pemerintah untuk memperluas izin impor sapi dan kerbau bakalan dari Meksiko dan Brasil justru akan memperburuk praktik kartel di dalam negeri. Menurutnya, pemerintah harus memastikan kontrol harga dan komitmen distributor dan importir untuk menetapkan harga sesuai harga eceran tertinggi atau HET.

“Perluasan impor ke swasta justru akan membentuk kartel-kartel baru masuk, pemerintah mesti mengontrol harga dari jenjang harga yang ditetapkan oleh Bulog harus dipatuhi oleh importir dan distributor ini,” jelasnya.

Sementara itu Badan Pangan Nasional (Bapanas) memutuskan untuk melibatkan importir swasta terkait dengan pembelian sapi dan kerbau bakalan dari Brasil dan Meksiko mulai paruh kedua tahun ini. Manuver dilakukan setelah harga daging sapi dan kerbau melonjak mengikuti harga beli dari Australia sejak triwulan keempat 2021.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo mengatakan kenaikan harga daging sapi dan kerbau saat ini disebabkan karena ketergantungan pasokan dalam negeri dari impor tunggal dari Australia sehingga harga daging domestik ikut naik meski ketersediaan dalam negeri diklaim surplus cukup lebar mencapai 2.736,7 ton hingga Mei 2022.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here