Bogordaily.net–Isu soal wacana penundaan Pemilu 2024 dan presiden tiga periode masih terus bergulir. DPP PDI Perjuangan (PDIP) pun mengingatkan para elite politik untuk taat terhadap konstitusi dan setia kepada ideologi Pancasila sehubungan dengan wacana penundaan pemilu tersbeut.
“Skala prioritas saat ini bergotong royong membantu rakyat terutama ‘recovery’ ekonomi akibat pandemi. Wacana penundaan pemilu menciptakan persoalan ketatanegaraan yang tidak perlu,” kata Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto dalam keterangan tertulis dilansir dari Antara, Sabtu, 19 Maret 2022 malam.
Hasto mengajak semua pihak bercermin kepada pentas wayang melalui lakon “Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu” yang dihadirkan Badan Kebudayaan Nasional Pusat (BKNP) PDIP bekerja sama dengan Paguyuban Wayang Orang Bharata.
Pementasan dilaksanakan di Gedung Pertunjukan Wayang Orang Bharata, Senen, Jakarta Pusat, Sabtu malam yang disaksikan secara virtual Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri serta ditayangkan melalui akun Youtube resmi @bknppdiperjuangan.
Hasto menjelaskan lakon Satra Jendra sengaja dipilih untuk mengingatkan politik kekuasaan yang dijalankan seluruh anggota dan kader partai harus dibangun dengan mengedepankan moral, kebenaran, dan juga setia pada tatanan pemerintahan yang baik.
Ia juga menuturkan lakon itu menampilkan tokoh Begawan Wisrawa, sosok teruji dan memiliki daya spiritualitas yang tinggi, bijak, dan mampu menjadi pengayom.
Namun dalam seluruh keistimewaannya itu, Begawan Wisrawa juga seorang manusia biasa, yang sering tidak berdaya oleh bujuk rayu kekuasaan.
“Sastra Jendra menjadi bingkai moral untuk tidak menyalahgunakan kekuasaan,” kata Hasto.
Sastra Jendra, lanjut dia, harus dipahami dengan kerendahan hati, penuh kepasrahan, dan dengan kematangan akal budi.
“Begitu pula dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, tata pemerintahan negara harus dijalankan oleh pemimpin dengan karakter yang sama. Tanpa Sastra Jendra bisa mendatangkan celaka,” jelasnya.
Ia menambahkan, bagi PDIP amandemen konstitusi memang tidak sepenuhnya sempurna mengingat dilakukan pada masa krisis, tetapi yang terpenting saat ini adalah membantu rakyat, bergerak mempersiapkan Pemilu Serentak pada 14 Februari 2024.
Perubahan mendasar dari penundaan pemilu, kata Hasto yakni implikasinya yang luas, dapat dianalogikan pada cerita Sastra Jendra sehingga seluruh anggota dan kader partai mengingat pesan yang disampaikan Ketua Umum PDIP.
Semua pihak, kata dia, seharusnya mengikuti seluruh aturan, roh dan jiwa konstitusi, meski memahami amandemen I-IV UUD 1945 pada awal 2000-an memang belum sempurna tetapi tidak tepat jika amandemen dilakukan demi penundaan pemilu.
“Tugas kita di tengah pandemi adalah bergerak satu arah untuk membantu masyarakat Indonesia dengan gotong royong yang dipimpin oleh kader PDI Perjuangan,” tegasnya.
Dia pun berharap pementasan lakon Sastra Jendra itu menyadarkan untuk membangun benteng moral di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara untuk setia pada konstitusi.***