Bogordaily.net–Saat ini minyak seolah menjadi barang mewah di masyarakat. Harganya yang mahal bahkan sempat langka beberapa waktu lalu membuat masyarakat kelimpungan. Membicarakan minyak goreng, yuk, ketahui asal-usul atau sejarah minyak goreng.
Rupanya minyak goreng sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Meski tak secara spesifik, tetapi dianggap sejak manusia memanfaatkan lemak hewan setelah mereka menemukan api sekitar tahun 25000 sebelum masehi.
Seiring berjalannya waktu, seperti dikutip Detik.com dari kidadl, Minggu, 19 Maret 2022, manusia kemudian menemukan minyak nabati. Sekitar 2000 sebelum masehi, orang Jepang dan China menciptakan minyak kedelai untuk menggoreng, juga minyak yang berasal dari wijen. Sedangkan orang-orang Eropa di bagian selatan diyakini telah memproduksi minyak zaitun pada 4000 sebelum masehi.
Di wilayah dunia yang lain, Amerika Utara dan Meksiko disebut-sebut yang pertama-tama memanfaatkan minyak dari kacang dan biji bunga matahari. Kacang dan biji bunga matahari dipanggang, kemudian mengocoknya menjadi adonan seperti pasta. Pasta ini kemudian dimasukkan ke dalam air mendidih. Minyak yang mengapung di permukaan air selanjutnya disaring.
Di Afrika, orang-orang mendapatkan minyak dari daging kelapa dan inti kelapa sawit. Daging kelapa dan inti kelapa sawit diparut dan dipukul hingga menjadi bubur. Bubur tersebut kemudian direbus dengan air hingga keluar minyaknya di permukaan.
Seiring perkembangan teknologi, minyak terus berkembang. Pada tahun 1960-an, minyak jagung diciptakan. Selain itu, biji semangka dan biji anggur yang dulunya dianggap limbah juga dimanfaatkan untuk membuat minyak.
Dari berbagai komoditas minyak tersebut, minyak sawit adalah salah satu yang umum digunakan. Sumber lain seperti dikutip dari China Dialogue menjelaskan, selama ribuan tahun kelapa sawit memiliki hubungan yang dekat dengan manusia.
Ekspansi perkebunan kelapa sawit di seluruh Afrika bagian barat dan tengah setelah periode kering sekitar 2.500 tahun yang lalu. Sementara, bukti arkeologi menunjukkan bahwa buah dan inti sawit dan minyak telah menjadi bagian dari makanan Afrika Barat 5.000 tahun lalu.
Kelapa sawit tidak hanya dilindungi sebagai tanaman yang berharga. Mereka juga tumbuh pada area yang dibuka.
Nah, desa-desa dan kamp-kamp pertanian yang terbengkalai sering kali menjadi perkebunan kelapa sawit yang menonjol. Bahkan, usia dan distribusi kelapa sawit dapat membantu dengan mudah mengidentifikasi pemukiman tua.
Hal itu mengecualikan perkebunan kelapa sawit yang didirikan abad ke-18 untuk wine kelapa sawit di Kerajaan Dahomey.
Kemudian, perempuan dan anak-anak mengumpulkan buah dari tanah, sedangkan laki-laki muda memanen tandan buah dengan memanjat ke atas pohon sawit. Buahnya diproses menjadi minyak kelapa sawit oleh para wanita, melalui proses yang memakan waktu dan tenaga untuk perebusan berulang dan penyaringan. Metode serupa masih banyak digunakan di Afrika Barat.
Minyak sawit tetap menjadi bahan utama masakan Afrika Barat. Â Dan saat ini minyak goreng kelapa sawit digunakan di berbagai negara, termasuk Indonesia.***