Saturday, 23 November 2024
HomeNasionalGadis Murit Sabah Gunakan Pakaian Adat Saat Wisuda, Bikin Lumbis Bangga

Gadis Murit Sabah Gunakan Pakaian Adat Saat Wisuda, Bikin Lumbis Bangga

Bogordaily.net – Camat Lumbis Pasiangan, Lumbis Pangkayungon merasa bangga melihat salah satu gadis Murit Sabah menggunakan baju adat khas rumpun Murutic dalam wisuda di University of Manchester, Inggris.

Menurut informasi yang di terima Lumbis Pangkayungon, namanya Nana Liyana Razali, ia disebut-sebut dari sub Murut Nabai, orangtuanya dari Keningau Sabah Malaysia dan mereka tinggal di Papar.

“Saya juga tak kenal, tetapi saya salut dengan sikapnya untuk menukarkan hal energi positif kepada yang lain agar tak malu dengan identitas dan budaya sendiri,” kata Camat Lumbis Pasiangan, Lumbis Pangkayungon dalam keterangan tertulis nya di akun Facebook, Rabu 30 Maret 2022.

Begitu mudah dikenali pakaian adat yang ia gunakan, dipadu dengan jilbab dan toga, jangan heran di Murut Sabah Malaysia banyak yang sudah beragama Islam.

Mereka berperadaban Islam tak lantas mereka “membuat” identitas dengan kelompok tertentu dengan alasan sudah berperadaban Islam.

Tetapi, mereka dengan gigi menunjukkan adat mereka dengan berinprovisasi dalam asimilasi dan akulturasi antara budaya dan keyakinan agama.

“Karena satu hal yang tak bisa dipungkiri adalah yang saya sering sebut dengan “peta” bahasa Lingustic Murutic (bahasa suku-suku Dayak di Borneo yang digolongkan dalam rumpun Murut/Murutic),” ucapnya.

Banyak orang yang sibuk mencari model dan motif pakaian khas wanita tetapi sesungguhnya nama pakaian adat wanita diseluruh rumpun Murutic itu adalah Pinangkolog dan Linantian.

kenapa namanya demikian? Lumbis menjelaskan, bahwa motifnya sederhana dan saling memotong/Pinangkolog atau cross, begitu juga kenapa diberi nama Linantian, karena membuatnya di Lanti bahasa dalam dari pada menyulam yang dilanti dari Mumuk/Pumpung dan Intilas.

“Nah, motif di dalam Pinangkolog dan Linantian yang biasanya berbeda-beda, cara kita mengenali dia dari Sub Murut mana. Jika ia menggunakan motif Sinumandak, Tiningaukun, Ginagaladi dan Tinambulayan ada yang menyebutnya Binulintung atau Linipo berati itu Dayak dari Murut Agabag,” jelasnya.

Disamping itu, jika motifnya Sinimpung, Pinansit, Sinusuit biasanya Dayak Murut Tahol dan Okolod. Kalau menggunakan Motif Kunujau dan Ukil Makou bisanya digunakan oleh Dayak Murut Bulusu dan Abai.

Tak hanya itu, jika bermotif Bunga bisanya digunakan oleh Dayak Murut Paluan, Timugon, Bokuan. Tetapi kalau ia bermotif bunga tetapi dasar kain merah itu ciri kas Dayak Murut

Tanggara/Tangala/Tangara/Tenggalun yang berperadaban asli (berasal) di daerah Pinangoh, Inarat, di daerah Tongod Kinabatangan.

“Wisuda para putri kita wajib menggunakan baju dalam baju adat karena dilapisi juga dengan baju toga,” tutupnya.*

(Ibnu Galansa Montazerry)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here