Sunday, 30 March 2025
HomeBeritaMengenang Kosasih Kartadiredja, Wasit FIFA Pertama Indonesia yang Berani Tolak Suap

Mengenang Kosasih Kartadiredja, Wasit FIFA Pertama Indonesia yang Berani Tolak Suap

Bogordaily.net– Kepergian menyisakan duka bagi dunia sepak bola. berlisensi Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) pertama Indonesia asal Sukabumi ini meninggal Rabu, 23 Maret 2022, di Perumahan Bukit Ciaul Indah, Kelurahan Subangjaya, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi.

Pengamat sejarah Sukabumi Irman Firmansyah menceritakan sepak terjang Kosasih semasa aktif menjadi .

“Penghormatan terakhir untuk Pak Kosasih. Jasanya sangat besar bagi bangsa dan negara,” kata Irman dikutip dari Sukabumiupdate.com, Kamis, 23 Maret 2022.

Irman mengatakan, Kosasih merupakan warga asli Kota Sukabumi, tepatnya di Gang Purwa, Kelurahan Tipar, Kecamatan Citamiang. Pria kelahiran 13 Agustus 1934 ini memulai karier sebagai pesepak bola bersama klub Pertiwi, kemudian bergabung Young Man Association atau YMA, dan Sinar Harapan, berposisi gelandang. Hingga pada 1960 (sumber lain menyebut 1955), dia memperkuat Perssi Kota Sukabumi.

Selain bermain sepak bola Kosasih juga menjadi . Pembantu Komda PSSI Jawa Barat, Kesheshian, kemudian menawari Kosasih menjadi dan mengikuti kursus C3 di Sukabumi serta memimpin berbagai turnamen. Dia selanjutnya mengikuti kursus C2 tingkat Jawa Barat dan memimpin pertandingan perserikatan Jabar.

Pada 1965, kata Irman, karier Kosasih semakin cemerlang karena menjadi C1 (nasional) setelah mengikuti kursus PSSI dan memimpin pertandingan perserikatan tingkat nasional di seluruh Indonesia.

Pengadil di lapangan hijau itu dikenal tegas meski pemain saat itu galak. Dia bahkan berani mengeluarkan kartu merah untuk pemain sekelas Rusdi Balawan dari Persebaya dan Simson Rumapasal dari Persija sehingga dia dijuluki budak leutik paling berani.

Irman yang juga Ketua Yayasan Dapuran Kipahare melanjutkan,  PSSI merekomendasikannya menjadi wasit FIFA dan lolos pada 1972. Sejak itu, Kosasih memimpin pertandingan internasional seperti Piala Raja di Bangkok 1972, turnamen sepak bola di Vietnam pada 1974. Kemudian, di Korea Selatan dan Arab Saudi pada 1975. Di Asia, dia dijuluki wasit King Cobra karena gerakannya yang lincah berlari ke segala arah.

Kemudian pada 1979, Kosasih memimpin pertandingan olimpiade junior di Jepang yang diikuti Diego Armando Maradona dari Argentina. Dia juga dikenal tegas menolak suap. Ini pernah terungkap saat menjadi wasit Sea Games tahun 1981 dan ditawari 10.000 dolar (USD) untuk memenangkan Malaysia.

“Dia menolak mentah-mentah dan kemudian dicatat dalam koran The Strait Times,” imbuhnya.

Di Indonesia dia memimpin pertandingan persahabatan antara Timnas melawan Benfica (Portugal), Ajax Amsterdam (Belanda), Cosmos (AS), dan Manchester United, yang sempat dikenai kartu kuning olehnya.

Setelah pensiun dari dunia wasit pada 1995, Kosasih ditugaskan menjadi inspektur wasit di komisi wasit PSSI. Ketika itu dia mendapatkan banyak tawaran suap dari para pihak. Namun, Kosasih dengan tegas menolak semua tawaran suap, bahkan tidak segan memberikan sanksi kepada wasit yang terlibat dengan suap dan pengaturan skor.

Sebelumnya diberitakan meninggal dunia pada Rabu, 23 Maret 2022. Wasit legendaris itu kemudian dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Ciandam, Sukabumi, Kamis, 24 Maret 2022 sekira pukul 10.00 WIB. Selamat jalan !***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here