Wednesday, 23 October 2024
HomeBeritaMenkes: Delmicron Sama Seperti Covid-19 Varian Lambda, Apa Itu?

Menkes: Delmicron Sama Seperti Covid-19 Varian Lambda, Apa Itu?

Bogordaily.net–Menteri Kesehatan atau Menkes Budi Gunadi Sadikin menilai bahwa Delmicron sama seperti Covid-19 varian Lambda. Awalnya dianggap sebagai varian Covid-19 yang menakutkan tetapi kenyataannya tidak perlu dikhawatirkan.

Delmicron bukanlan varian baru Covid-19, melainkan seseorang yang terinfeksi dua varian Covid-19 secara bersamaan.

Varian Lambda pertama kali terdeteksi di Peru pada Agustus 2020. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO memasukannya dalam variant of interest (VoI) yang lebih menular dan lebih menyebabkan gejala parah.

“Kalau melihat gejalanya, seperti Lambda, tidak mengkhawatirkan seperti yang dibayangkan sebelumnya,” kata Budi saat konferensi pers sebagaimana dikutip Suara.com.

Lebih lanjut ia menjelaskan, kasus Delmicron pertama kali ditemukan di Eropa dan baru ditemukan beberapa kasus. Bahkan kata dia, WHO telah menyatakan Delmicron sebagai variant under monitoring.

“Variant under monitoring itu belum dipastikan transmisinya lebih cepat atau tidak, lebih parah atau tidak, belum bisa dipastikan,” jelas Budi.

Kondisi Delmicron menurut Budi sangat berbeda seperti yang terjadi pada varian Omicron, yang dalam waktu dua minggu oleh WHO ditetapkan sebagai variant of concern (VoC).

Seperti diketahui, Omicron memang secara cepat dan masif menyerang penduduk dunia. Bahkan Omicron sudah menyebar dan mendominasi kasus Covid-19 yang saat ini ada di dunia.

Varian Omicron juga diketahui punya kemampuan menularkan 300 kali lebih cepat dibanding varian sebelumnya yaitu Alpha, Beta, maupun Delta. Tapi, Omicron tidak menyebabkan keparahan yang lebih buruk dibandingkan varian Delta.

Sementara itu Budi juga mengatakan bahwa Indonesia sudah tidak lagi mengharapkan herd immunity Covid-19. Alih-alih mengejar herd immunity atau kekebalan kelompok, ia lebih fokus mencapai sebanyak-banyaknya masyarakat Indonesia yang punya kekebalan dari Covid-19.

“Jadi yang dikejar bukan konsep herd immunity lagi, tapi kalau bisa sebanyak-banyaknya rakyat Indonesia sudah memiliki kekebalan atau antibodi,” katanya.

Menurut Budi, banyak masyarakat memiliki kekebalan Covid-19, maka kegiatan masyarakat bisa lebih mudah dan leluasa dilakukan. Termasuk juga angka perawatan di rumah sakit masih terkontrol, dan angka kematian yang menurun.

Apalagi herd immunity umumnya sangat dipengaruhi berbagai faktor yang harus dicapai dan dikontrol, seperti mampu mengontrol mutasi dan angka replikasi virus di masyarakat.

“Herd immunity ada rumusnya, tergantung efikasi di negara di situ, tergantung juga reproduksi number (Ro) variannya,” paparnya.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here