Bogordaily.net – Kebijakan pemerintah mengubah program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) atau Bantuan Sosial Pangan (BSP) ke Bantuan Sosial Tunai (BST) banyak dikeluhkan para pengusaha E-Warong atau Agen yang selama ini menjadi bagian penyaluran program BPNT.
Pasalnya, dengan pengalihan tersebut para pengusaha E-Warong atau Agen, mengaku hanya menerima beberapa Keluarga Penerima Manfaat (KPM) saja yang datang ke warungnya.
“Iya, tentu ini sangat berdampak sekali. Bahkan sekarang yang datang ke warung tidak sebanyak seperti saat program BPNT, kalau dilihat penurunannya drastis mencapai 95 persen,” ungkap salah seorang pemilik E-Warong di wilayah Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Andri kepada Bogordaily.net, Jumat, 4 Maret 2022.
Andri menjelaskan, ketika masih BPNT itu setiap E-Warong yang ditunjuk pihak Bank memang sudah ditetapkan berapa banyak KPM, dan untuk E-Warongnya sendiri mendapat kurang lebih 600 KPM, sehingga para KPM tersebut ketika bantuannya sudah masuk ke Kartu Keluarga Sejahtera (KPM) bisa dibelanjakan dengan cara di gesek menggunakan mesin edisi yang tersedia di warungnya.
“Nah untuk sekarang ini kan warga yang menerima bantuan itu berupa uang tunai, tidak lagi berupa saldo yang masuk ke KKS. Jadi yang belanja ke sini pakai uang tunai dan itu pun hanya belanja beras dan telur, tidak seperti BPNT yang memang sudah ditetapkan komoditinya,” jelasnya.
Meski merasa terdampak, namun dirinya menganggap dengan program yang sekarang itu lebih fire atau terlihat adil, karena warung-warung diluar yang ditunjuk Bank dapat merasakan juga.
“Saya rasa ini lebih fire ya, karena warung-warung lain ikut merasakan. Tapi jujur ini sangat berimbas,” ucapnya.
Selain itu, dirinya mengaku program pengalihan ini tidak tahu sampai kapan. Namun yang Ia terima hanya di bulan ini saja, dan akan kembali ke BPNT di bulan April mendatang. Tetapi, di samping itu dirinya juga mendengar bahwa program pengalihan ini hingga akhir tahun, karena pihak Kantor Pos sudah menjalin kerja sama selama satu tahun.
“Informasi yang saya terima katanya sih cuma bulan ini saja, karena dengar-dengar sedang ada perbaikan sistem di Bank yang menjalin kerja sama untuk program BPNT. Tapi saya juga mendapat informasi lain, katanya sampai akhir tahun dan ini sudah muncul di media juga,” terangnya.
Ia juga mengaku, belum mengetahui payung hukum atau peraturan untuk KPM belanja ke warung menggunakan uang tunai itu harus dibelanjakan apa saja, hingga kini dirinya masih menunggu informasi tersebut.
“Kalau untuk BPNT ini kan memang sudah diatur, jadi paket sembakonya sudah jelas ada 4, yaitu karbohidrat, protein hewani, nabati dan vitamin, seperti beras, buah-buahan, daging ayam, telur, kacang-kacangan (tahu atau tempe, kacang ijo),” katanya.
Heri Supriatna