Bogordaily.net– Rusia diminta segera menghentikan retorika penggunaan senjata nuklir.  Negara-negara yang tergabung dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO bahkan akan membalas kalau Rusia nekat menggunakan senjata kimia di Ukraina.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyebut tindakan balasan nanti tergantung bagaimana Rusia menggunakan senjata kimia.
“Kami akan merespons jika dia (Vladimir Putin) menggunakannya. Respons nanti tergantung bagaimana penggunaannya,” kata Biden dikutip CNN Indonesia dari AFP.
Ia menyatakan bahwa Rusia gagal memecah belah negara-negara Barat dalam menyikapi perang di Ukraina. Biden pun menegaskan hubungan negara-negara NATO justru semakin erat. Bahkan lebih erat dibanding masa sebelumnya.
“NATO tidak pernah lebih bersatu daripada sekarang,” kata Biden setelah bertemu pimpinan negara NATO di Brussels, Belgia.
Terpisah Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Jens Stoltenberg juga  memperingatkan Rusia.
“Rusia harus menghentikan retorika nuklir berbahaya dan tak bertanggung jawab. Rusia harus mengerti itu tidak akan bisa memenangkan perang nuklir,” kata Stoltenberg dalam konferensi pers menyambut Konferensi Tingkat-Tinggi (KTT) NATO di Brussels, Kamis, 24 Maret 2022.
Selain itu, NATO disebut akan menempatkan lebih banyak pasukan mereka di wilayah timur blok tersebut akibat invasi Rusia di Ukraina. Sebanyak 40 ribu pasukan NATO terbesar dari Baltik hingga Laut Hitam.
Tak hanya itu, NATO juga berencana menempatkan empat unit tempur baru di Bulgaria, Hungaria, Rumania, dan Slovakia.
Di sisi lain Rusia sempat menyebutkan pihaknya hanya akan menggunakan senjata nuklir bila menghadapi ancaman eksistensial.
“Jika ada ancaman eksistensial untuk negara kami, itu [nuklir] mungkin bisa [digunakan],” kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov kepada CNN.
Pernyataan tersebut langsung menuai kecaman dari pihak Amerika Serikat.
“Itu bukanlah tindakan yang seharusnya dilakukan pemegang kekuatan nuklir yang bertanggung jawab,” kata juru bicara Pentagon, John Kirby.
Bahkan, pakar militer Ukraina, Vyacheslav Tseluiko mengatakan ancaman perang nuklir jangan sampai diabaikan.
“Mengingat kegilaan (Presiden Rusia) Putin, perang nuklir tidak dapat dikesampingkan,” ujarnya dikutip dari Kyiv Independent.
Sebelumnya, Inggris berencana mengirim 6.000 rudal dan dana 30 juta euro atau sekitar Rp474 miliar untuk membantu Ukraina memperkuat pertahanan dari gempuran Rusia.
“Kami tak bisa dan tak akan berdiam diri sementara Rusia menghancurkan kota-kota Ukraina menjadi debu,” kata Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson.
Inggris juga dilaporkan bakal memberi tambahan £4,1 juta Rp77 Miliar untuk media BBC World Service sebagai bagian dari upaya lintas pemerintah mengatasi disinformasi di Rusia dan Ukraina.
Sejauh ini Inggris telah memberikan bantuan ke Ukraina lebih dari 4.000 senjata anti tank, termasuk Next-Generation Light Anti-Tank Weapons Systems (NLAWs) dan rudal Javelin.***