Friday, 22 November 2024
HomeBeritaProfil Jusuf Hamka, Penguasa Jalan Tol yang Sangat Dermawan

Profil Jusuf Hamka, Penguasa Jalan Tol yang Sangat Dermawan

Bogordaily.net – Jusuf Hamka merupakan seorang pengusaha sukses berasal dari Indonesia berdarah Tionghoa. Meski telah menjadi sosok kaya raya dengan harta berlimpah, ia tetap menjadi pengusaha jalan tol yang selalu rendah hati dan dermawan.

Beberapa waktu lama, nama Jusuf Hamka mendapatkan sorotan karena berniat untuk menjadikan tanah miliknya yang seluas 10 hektar sebagai lokasi pemakaman jenazah pasien Covid-19.

Pria yang akrab disapa Babah Alun ini turut berperan dalam memerangi percaloan kremasi untuk jenazah pasien Covid-19 di Jakarta.

Jusuf Hamka sendiri merupakan Dewan Pembina dari Krematorium Cilincing yang memerintahkan krematorium tersebut untuk menerima jenazah pasien Covid-19 dan memungut harga rendah untuk jasa kremasi, yakni Rp 7 juta.

Hal ini lakukan karena sebelumnya sempat beredar berita tentang adanya calo jasa kremasi yang mematok harga hingga ratusan juta rupiah per jenazah pasien Covid-19.

Sebagai informasi, Jusuf Hamka merupakan bos perusahaan jalan tol PT Citra Marga Nusaphala Persada. Ia dikenal sebagai sosok pengusaha yang dermawan dan kerap membantu masyarakat yang kesusahan.

H. Mohammad Jusuf Hamka, lahir dengan nama Alun Joseph di Jakarta, 5 Desember 1957. Untuk diketahui, orang tunya adalah seorang pendidik.

Ayahnya yaitu Joseph Suhaimi adalah dosen dengan banyak gelar, sementara sang ibu yakni Suwanti Suhaimi berprofesi sebagai guru. Ia sendiri merupakan anak keempat dari tujuh bersaudara.

Saat masih kecil Jusuf sudah hidup di perkampungan kecil. Sejak kecil, Jusuf telah ditempa dengan kehidupan pas-pasan. Dia pun sudah terbiasa dengan rutinitas berjualan keliling setiap pulang sekolah.

Meski keduanya berprofesi sebagai pendidik, Jusuf hanya lulusan SMA. Ia pernah beberapa kali kuliah tetapi tidak selesai. Di masa muda, dia pernah mengenyam pendidikan di sejumlah perguruan tinggi ternama, tapi tak ada yang tuntas. Bukan karena kurang cerdas, cuma dia memang tak suka dengan formalitas.

Walaupun tidak punya ijazah formal, lelaki yang kerap disapa Babah Alun ini tidak pernah minder dalam bergaul. Ia mengibaratkan dirinya sebagai metro mini yang bisa melesat lebih cepat daripada mobil mewah yang takut kegores.

Jusuf Hamka menempuh pendidikan sampai perguruan tinggi. Sayang, ia tidak menyelesaikan pendidikannya. Dan terbukti, hal tersebut tidak menghalanginya untuk sukses seperti sekarang.

Jusuf Hamka adalah seorang mualaf. Ia masuk Islam di pada tahun 1981 saat berusia 23 tahun. Ia merupakan anak angkat dari ulama Buya Hamka.

Di usia 23 tahun, pria dengan nama asli Joseph Alun ini tertarik dengan kisah orang Tionghoa yang masuk Islam. Ia pun pergi ke Masjid Al Azhar dan bertemu dengan Buya Hamka.

Ia awalnya hanya bertanya-tanya seputar agama Islam. Namun Buya Hamka memintanya untuk saat itu juga masuk Islam dan membaca kalimat syahadat. Beruntung orang tuanya tidak mempermasalahkan keputusannya untuk masuk Islam.

Ada sebuah pesan yang dipegang teguh oleh Jusuf dari mendiang Buya Hamka. Buya meminta Jusuf untuk menyebarkan kebaikan Islam pada teman-teman sesama keturunan Tionghoa.

Sebagai seorang muslim, Jusuf Hamka memutuskan membangun masjid. Ia sudah membangun tiga masjid sejak tahun 2017. Pernah ia menyatakan kalau dirinya ingin membangun 1000 masjid.

Pernah hidup pas-pasan, Jusuf Hamka yang kini kaya raya tetap menjadi sosok yang rendah hati. Ia membantu masyarakat yang terdampak pandemi dengan menjual nasi kuning dan sembako dengan harga sangat murah.***

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here