Bogordaily.net–Kemacetan parah di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor kerap terjadi. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan harus ada solusi permanen. Ia lantas menawarkan pembuatan kereta gantung (cable car) sebagai salah satu opsi transportasi menuju Puncak demi menyelesaikan kemacetan di kawasan tersebut.
“(Selain) ramah lingkungan, (cable car) juga memiliki sensasi yang berbeda karena di destinasi-destinasi pegunungan di luar negeri juga ada cable car, malah dengan trem yang besar,” kata Menparekraf Sandiaga Uno dalam jumpa pers di Jakarta seperti dilansir Suara.com dari Antara, Selasa 1 Maret 2022.
Menurut Sandiaga Uno, sebelum berlibur ke Puncak, ia mengimbau agar wisatawan mempersiapkan kendaraan agar tidak mogok sehingga memperparah kemacetan arus lalu lintas. Selain itu, ia juga mengingatkan pengendara mematuhi peraturan lalu lintas.
Lebih lanjut Sandiaga Uno menceritakan pengalamannya mengalami kemacetan ketika berkendara ke kawasan Puncak dengan menaiki motor karena ada kendaraan mogok. Pengendara berhenti di bahu jalan dan pengemudi yang mengabaikan pola rekayasa lalu lintas.
Dalam hal ini, pihaknya sudah berkoordinasi dengan jajaran kepolisian yang telah menyiapkan pola rekayasa lalu lintas agar dipatuhi pengendara dan menginstruksikan jajaran kementeriannya agar menjadikan peristiwa ini sebagai evaluasi karena mencoreng pariwisata Indonesia.
“Untuk wisatawan yang terbiasa ke Puncak setiap long weekend, mudah-mudahan bisa mencari alternatif lokasi liburan lain,” katanya.
Adapun destinasi wisata alternatif yang ditawarkan antara lain berbagai desa wisata di sekitar Jabodetabek di antaraya Kebun Raya Bogor di Kota Bogor, Pulau Seribu di Jakarta, serta Tanjung Lesung dan Kampung Agrinex di Banten.
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Rizki Handayani Mustafa mengusulkan pembuatan aplikasi pendaftaran kunjungan wisatawan yang hendak berlibur ke Puncak, Bogor, sebagai upaya mengatasi kemacetan lalu lintas.
Aplikasi itu akan mengatur pembatasan wisatawan melalui pengaturan jam, sehingga ketika melebihi carrying capacity (daya dukung lingkungan), maka pendaftaran wisatawan harus disetop.
“Ini kan masalahnya macet karena bergerak dalam waktu bersamaan. Kalau kita bisa mengurai waktu-waktu perjalanannya, mungkin bisa juga (dengan) teknologi ini,” kata Rizki.***