Bogordaily.net–Invasi yang digencarkan Rusia terhadap Ukraina semakin banyak menelan korban jiwa. Kali ini menimpa, seorang anak perempuan berusia enam tahun, Tanya. Dia tewas usai dehidrasi dan terjebak di reruntuhan rumah yang hancur di Kota Mariupol, Ukraina, Selasa, 8 Maret 2022.
Tak ada yang tahu, seberapa lama anak gadis itu berada di bawah reruntuhan sebelum meninggal dunia. Selain Tanya, ibunya juga ditemukan tewas di tempat kejadian.
“Ini hanya salah satu dari banyak cerita di Mariupol yang selamat dari blokade selama delapan hari,” demikian menurut Wali Kota Mariupol seperti dilansir dari CNN Indonesia, Rabu, 9 Maret 2022.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menyoroti kematian gadis itu untuk mendesak Barat agar berbuat lebih banyak guna membantu Kiev melawan invasi Rusia.
“Mariupol dikepung, dihalangi, sedang kelelahan, disiksa. Untuk pertama kalinya dalam puluhan tahun, mungkin untuk pertama kalinya sejak invasi Nazi, seorang anak meninggal karena dehidrasi,” kata Zelensky dalam sebuah video.
“Dengarkan aku, hari ini, rekan-rekan terkasih! Seorang anak meninggal karena dehidrasi pada 2022!” tegasnya
Sementara itu Mariupol menjadi salah satu kota yang dikepung pasukan Rusia. Mereka dilaporkan terus membombardir kota meski sudah ada gencatan senjata sementara guna memberi ruang evakuasi warga.
Kota ini juga mengalami pemadaman listrik, akses untuk mendapat air dan gas juga terputus. Selain itu, komunikasi terganggu dan upaya mengirim makanan dan obat-obatan gagal.
Ukraina masih berada dalam gempuran Rusia usai mereka memutuskan invasi ke negara Eropa Timur itu pada 24 Februari lalu. Ledakan dan pertempuran terus terjadi.
Data sementara pemerintah Ukraina menyebut korban tewas imbas invasi mencapai 2.000, sementara menurut PBB tercatat 474 warga sipil tewas.
Belum lama ini, Rusia akan menghentikan serangan alias gencatan senjata di Ukraina. Mereka menawarkan koridor kemanusiaan untuk warga sipil dari lima kota. Lima kota itu di antaranya, Kiev, Chernihiv, Sumy, Kharkiv dan Mariupol. Meski menyepakati gencatan senjata sementara di beberapa kota, namun mereka tetap melakukan penembakan saat evakuasi.***