Bogordaily.net – Jadi solusi layanan Tirta Pakuan Kota Bogor, aplikasi Sistem Informasi Mobile Tirta Pakuan (SIMOTIP) terus gencar disosialisasikan kepada para pelanggan di tingkat RT/RW se-Kota Bogor.
Direktur Utama Perumda Tirta Pakuan, Rino Indira, ikut turun langsung menyosialisasikan penggunaan SIMOTIP kepada para pelanggan, termasuk dalam kegiatan Temu Pelanggan. Sebab, hadirnya aplikasi ini bisa langsung diterima pelanggan dan dipergunakan sebaik-baiknya.
Rino mengatakan, SIMOTIP menjadi solusi pelayanan kepada pelanggan di era digital. Pelanggan bisa menyampaikan keluhan, cek tagihan hingga lapor meter mandiri dari rumah.
“Kalau ingin tahu jumlah tagihan air bulan ini berapa, tidak perlu tanya sana-sini. Pelanggan tinggal cek di SIMOTIP, tertera kok dan mudah sekali,” kata Direktur Utama Perumda Tirta Pakuan Rino Indira, Rabu, 9 Maret 2022.
Begitu pula untuk pembacaan meter air. Pelanggan bisa melaporkan angka stand meter sendiri, sehingga memudahkan petugas Pembaca Meter Tirta Pakuan dalam mengkalkulasikan angka.
“Mungkin ada ibu-ibu heran, kok tagihan melonjak dari biasanya. Setelah dicek di sistem, ternyata meter airnya tidak bisa dicatat petugas karena rumah terkunci. Nah, lapor stand meter mandiri melalui SIMOTIP adalah solusinya. Tinggal foto angka stand meternya, masukan nomor pelanggan. Kirim. Selesai,” jelasnya.
Menurutnya, dunia digital sudah masuk ke seluruh sendi-sendi kehidupan. Sejalan dengan itu, Perumda Tirta Pakuan terus berinovasi meningkatkan pelayanan air bersih dengan penggunaan teknologi informasi yang terus berkembang pesat.
Ke depan, sambung dia, sistem layanan tatap muka secara bertahap akan berkurang dan bertransformasi menjadi layanan digital.
“Ke depan mungkin tidak ada lagi sistem pelayanan tatap muka seperti saat ini. Orang tidak perlu lagi bayar air di loket atau ATM. Kalau mau bayar air atau lapor air mati, orang-orang tinggal rebahan di rumah, buka smartphone, kirim pakai SIMOTIP, selesai. Jadi, SIMOTIP adalah solusi layanan Tirta Pakuan saat ini dan masa yang akan datang,” tukasnya.*
(Ibnu Galansa Montazery)