Bogordaily.net – Polemik penataan pedestrian dan undakan tangga di Jalan Rangga Gading, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor yang terus dikecam warga untuk segera dibongkar akhirnya di dengar Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor melalui Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Penataan Suryakencana, terutama pada undakan tangga di Rangga Gading.
Dadan Hamdani selaku PPK Penataan Suryakencana mengatakan, terkait penataan pedestrian di Jalan Rangga Gading terutama adanya tangga dan penutupan jalan memang ada keberatan dari warga.
“Dengan adanya keberatan itu maka akses akan segera di buka lagi. Kita juga minta konsultan untuk merencanakan sehingga kita akan membuka lagi akses tersebut,” kata Dadan Hamdani kepada Bogordaily.net, usai rapat bersama warga Rangga Gading di Kantor Kelurahan Gudang.
Dadan menuturkan, di pertemuan ini ada masukan dari warga yaitu meminta tangganya dilandaikan, kemudian lebar jalan 4 meter dan ada ram ralling (pegangan) untuk difabel. Namun, pihaknya juga sudah memiliki gambar selebar 3 meter, tetapi kembali lagi pihaknya akan menampung usulan tersebut.
“Karena kan sekarang agak curam dan kita akan landaikan supaya nanti orang bisa lewat dengan nyaman, terlebih untuk akses masuk mobil Pemadam Kebakaran (Damkar),” tuturnya.
Rencana menata kembali undakan tangga tersebut, kata Dadan, mulai dilakukan setelah lebaran atau tepatnya pada 16 Mei 2022 mendatang.
Lebih lanjut dikatakan Dadan, sebetulnya terkait penataan pedestrian Suryakencana dan Rangga Gading ini sudah disosialisasikan di Balaikota dan juga di sini (Kelurahan Gudang, red). Namun dirinya mengaku di sini ada miss komunikasi, mungkin ada beberapa yang tidak tersampaikan secara detail.
“Pas kejadian kok di tutup, jadi awalnya di situ. Jadi pas sosialisasi ini mungkin tidak tersampaikan,” ucapnya.
Sementara salah seorang warga Lily Sastra mengatakan, warga itu berharap bukan hanya janji tetapi bukti dan meminta untuk segera. Sebab, jika kondisinya seperti itu maka aktivitas tersendat, apalagi dengan adanya kejadian kebakaran di kampung cincau yang membuat akses jalan menghalangi mobil damkar ke lokasi kejadian.
“Kalau kita mintanya secepatnya dan buka seluruhnya, jangan dinanti-nanti,” ungkapnya.
Lanjut dia, posisi gorong-gorong dari mulai Ngesti hingga ke gedung STIE Kesatuan turun, sehingga berdampak banjir yang ada di bawahnya.
“Kita punya bukti-buktinya juga, terus kalau dibilang di sini ada korupsi saya katakan iya ada korupsi di situ, karena kalau kita lihat paling ketebalannya hanya 20 cm, jadi tinggal tunggu waktu aja,” tandasnya.
(Heri Supriatna)