Bogordaily.net – Sebuah video yang disebut menunjukkan pasukan Ukraina menyiksa tentara Rusia yang menjadi tahanan perang, beredar luas dan viral di media sosial. Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) pun meminta Ukraina dan Rusia untuk segera beragerak menyelidikinya.
Seperti dilansir Reuters, Selasa, 28 Maret 2022, juru bicara Kremlin atau kantor kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov, menyatakan penyidik Rusia akan memeriksa video yang beredar di media sosial terkait pasukan Ukraina yang siksa tentara Rusia.
Peskov menyebut video itu berisi ‘gambar-gambar mengerikan’ dan perlu dinilai secara hukum. Peskov juga menegaskan bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam apa yang disebutnya sebagai penyiksaan, harus bertanggung jawab.
Secara terpisah, saat ditanya soal video itu dalam wawancara dengan Sky News, Jaksa Agung Ukraina Iryna Venediktova, memperingatkan bahwa video itu tidak bisa diterima atau dipercayai begitu saja.
“Kami butuh bukti,” tegasnya dalam wawancara pada Rabu, 30 Maret 2022, waktu setempat.
“Jika militer dari pihak Ukraina bersalah, kami akan menyelidiki mereka dan membawa mereka ke pengadilan,” ujar Venediktova.
Sebelumnya, sejumlah pejabat senior Ukraina menyebut video yang beredar itu palsu. “Saat ini, tidak ada yang bisa mengonfirmasi atau menyangkal kebenaran video ini. Tidak diketahui di mana itu terjadi, atau siapa partisipannya,” ujar juru bicara militer Ukraina, Oleksander Motuzyanyk, dalam tanggapannya.
Merespons beredarnya video tersebut, Kepala Misi Pemantau Hak Asasi Manusia (HAM) PBB di Ukraina, Matilda Bogner, seperti dilansir kantor berita Rusia, TASS News Agency, menyerukan Rusia dan Ukraina untuk melakukan penyelidikan secara menyeluruh.
“Kami telah melihat video-video dari kedua pihak, tahanan perang Ukraina yang dibawa oleh pihak Rusia dan tahanan perang Rusia yang dibawa oleh pihak Ukraina,” sebut Bogner, sembari menambahkan bahwa PBB ‘tengah dalam proses memverifikasi semua material yang dirilis’.
Sementara juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres melalui juru bicaranya, Stephane Dujarric, mengingatkan bahwa PBB meyakini pentingnya mematuhi Konvensi Jenewa soal tahanan perang.
“Kami belum melihat video yang dilaporkan menunjukkan penganiayaan tapi, pada prinsipnya, penting agar seluruh personel militer yang ditahan diperlakukan sesuai Konvensi Jenewa,” ujarnya menekankan.***