Friday, 27 December 2024
HomeTravelling3 Wisata Religi di Aceh yang Dikunjungi saat Ramadan

3 Wisata Religi di Aceh yang Dikunjungi saat Ramadan

Bogordaily.net – Kota Aceh yang dijuluki sebagai Serambi Mekkah ini memiliki status otonomi khusus yang menerapkan syariat Islam. Gak heran kalau Aceh memiliki banyak tempat wisata religi yang menarik untuk dikunjungi, terutama saat bulan Ramadan.

Dari bangunan yang beraksitektur indah, hingga bangunan bersejarah bisa kamu temukan di Aceh. Apalagi kalau kamu merasakan suasana Ramadan di sana, benar-benar bikin betah.

Kalau kamu tertarik berkunjung di Aceh, jangan sampai melewatkan beberapa wisata religinya. Kira-kira ada apa saja? Berikut beberapa tempat wisata religi di Aceh untuk libur puasa dan Lebaranmu.

1. Masjid Raya Baiturrahman

Masjid Raya Baiturrahman merupakan peninggalan Kerajaan Aceh yang menjadi simbol agama, budaya, dan perjuangan masyarakat Aceh.

Pasalnya, masjid ini tidak hanya menjadi pusat kegiatan keagamaan dan saksi kejayaan Kerajaan Aceh, tetapi juga pernah dijadikan markas pertahanan terhadap serangan para penjajah.

Masjid Raya Baiturrahman dibangun oleh Sultan Iskandar Muda, raja Aceh periode 1607-1636, pada 1612 M.

Dalam sejarahnya, masjid ini sempat dibakar Belanda, tetapi dapat selamat ketika diterjang dahsyatnya tsunami 2004.

Arsitek yang merancang Masjid Raya Baiturrahman yang baru adalah seorang kapten angkatan darat Belanda bernama Gerrit van Bruins. Untuk menentukan arsitektur masjid, ia juga berkonsultasi dengan Snouck Hurgronje dan penghulu masjid Bandung.

Ciri khas Masjid Raya Baiturrahman adalah memakai gaya arsitektur Mughal, ditandai dengan bangunanya yang memiliki menara dan kubah besar, seperti Taj Mahal di India.

Keunikan lain masjid ini terlihat pada pintunya, yaitu berupa tiga pintu besar yang terbuat dari kayu dan dihiasi banyak ornamen. Selain itu, interior ciri khas Masjid Raya Baiturrahman dihiasi dengan dinding dan pilar ber-relief, tangga marmer dan lantai dari China, serta kaca patri dari Belgia.

2. Masjid Teuku Dianjong

Masjid Teungku Di Anjong didirikan oleh Sayyid Abu Bakar bin Husin Bafaqih pada abad ke-18 sekitar sekitar tahun 1769 M. Konon ia adalah seorang ulama dari Arab yang mengembara untuk mendakwahkan ajaran Islam, bahkan ia dianggap sebagai orang keramat dan mendapatkan gelar Teungku di Anjong.

Masjid Teungku Di Anjong ini dibangun dengan menggunakan kayu berbentuk segi tiga memanjang ke atas, serta mempunyai tiga lantai. Masjid yang berada sekitar 250 meter dari bibir pantai itu lenyap di sapu gelombang tsunami pada 25 Desember 2004 lalu dan menghancurkan bangunan. Bahkan peninggalan ulama yang tersimpan di dalam masjid seperti kitab-kitab pun hilang.

Masjid Teungku di Anjong dibangun kembali oleh warga Pelanggahan. Dengan berbahan beton diwarnai cat putih bervariasi warna hijau menghiasi arsitektur bangunan masjid tanpa mengubah bentuk aslinya. Di sekitaran perkarangan masjid juga dibangun monumen untuk mengenang para warga Pelanggahan yang terkena korban tsunami 14 tahun silam.

3. Masjid Tuha Indrapuri

Masjid ini dibangun di atas reruntuhan candi yang pernah dibangun oleh umat Hindu di Aceh. Masjid Tuha Indra Puri sendiri dibangun oleh Sultan Iskandar Muda sekitar tahun 1607-1636.

Masjid dengan atap tiga lapis ini menjadi bukti sejarah bagi masyarakat Aceh, khususnya warga Aceh Besar. Masjid Indrapuri terletak di Desa Pasar Indrapuri, Kecamatan Indrapuri, Aceh Besar. Lokasi masjid tidak jauh dari jalan raya Banda Aceh-Medan, berjarak sekitar 100 meter memasuki persimpangan pasar Indrapuri.

Masjid Tuha Indrapuri berada di pasar Indrapuri, Aceh Besar, Aceh. Masjid yang memiliki tiga susun atap ini sudah dimasukkan dalam benda cagar budaya oleh institusi terkait.

Bangunan masjid dibangun di area seluas 33.875 meter, seluruh bangunan berkontruksi kayu dengan beberapa ukiran tradisional bernuansa Arab. Denah masjid ini berbentuk bujur sangkar berukuran 18,80 x 18,80 meter, dengan tinggi bangunan 11,65 meter.

Masjid beratap tumpang itu dibangun di atas tembok undakan empat lapis yang terbuat dari batu kapur bercampur tanah liat. Tinggi tembok rata-rata mencapai 3 meter. Bangunan masjid juga dikelilingi tembok undakan ke-4 dengan ketinggian 1,48 meter. Untuk masuk ke dalam masjid, para pengunjung harus melewati pintu utama yang ada di sebelah timur masjid.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here