Monday, 25 November 2024
HomeKulinerAsal Usul Ketupat Hingga Jadi Hidangan Wajib Saat Hari Raya

Asal Usul Ketupat Hingga Jadi Hidangan Wajib Saat Hari Raya

Bogordaily.net – Ketika lebaran tiba atau hari raya IdulFitri tiba, tak lengkap rasanya bila tidak menghidangkan Ketupat sebagai menu hari raya oleh sebagian orang.

Ketupat adalah hidangan khas Asia Tenggara berbahan dasar beras yang dibungkus dengan selongsong terbuat dari anyaman daun kelapa (janur). Ada dua bentuk ketupat yaitu kepal (lebih umum) dan jajaran genjang.

Tidak dihidangkan sedirian, ketupat butuh menu makanan pendamping lain agar menjadi lebih nikmat saat disantap.Biasanya opor ayam dengan kuah kuning merupakan pasangan yang pas untuk disajikan bersama dengan ketupat.

Yang tak kalah serunya, lebaran di Indonesia juga identik dengan sajian kue kering dan ketupat. Sepiring ketupat yang disantap bersama opor atau lauk lainnya menjadi hidangan “wajib” saat hari raya lebaran tiba. Bahkan, ada yang mengatakan bahwa lebaran belum lengkap tanpa makan ketupat.

Masing-masing bentuk ketupat memiliki alur anyaman yang berbeda. Untuk membuat ketupat perlu dipilih janur yang berkualitas yaitu yang panjang, tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua. Selain di Indonesia, ketupat juga dijumpai di Malaysia, Singapura dan Brunei.

Ketupat merupakan kuliner dengan bahan dasar beras yang dibungkus dengan ayaman daun kelapa berbentuk jajaran genjang. Kehadiran ketupat di Nusantara dipercaya sudah ada sejak abad 15-16 Masehi ketika Sunan Kalijaga melakukan syiar Islam ke masyarakat Jawa.

Pada masa itu, di masyarakat terdapat budaya dalam merayakan hari raya idup fitri yaitu bakda lebaran dan bakda kupat.

Bakda lebaran adalah perayaan Idulfitri itu sendiri sedangkan bakda kupat dirayakan satu minggu setelah lebaran.

Saat itu, hampir setiap rumah di Jawa terlihat sedang menganyam ketupat dari daun kelapa muda yang dilakukan menjelang lebaran.

Para sejarawan tidak memungkiri juga bahwa ketupat berasal dari zaman yang lebih lama, yakni zaman Hindu-Buddha di Nusantara.

Dalam bahasa Jawa, Kupat singkatan dari “ngaku lepat.” Artinya, mengakui kesalahan. Maka dari itu, selalu ada prosesi sungkeman sebagai salah satu tradisi lebaran masyarakat Indonesia saat Hari Raya Idul Fitri.

Orang yang lebih muda bersimpuh di hadapan orang tua sambil meminta maaf atas kesalahan yang pernah diperbuat.

Di samping itu, ada juga yang ternyata menyebut kepanjangan dari kupat adalah “laku papat” atau empat tindakan. Empat tindakan ini kita lakukan saat hari raya tiba yaitu lebaran, luberan, leburan, laburan.

Kata lebaran sendiri artinya usai. Itu menandakan bahwa waktu berpuasa di bulan Ramadhan sudah selesai.

Lalu, kata luberan berasal dari kata meluber atau melimpah. Jadi, kita diharapkan berbagai rezeki kepada yang membutuhkan melalui zakat dan sedekah.

Kemudian, kata leburan artinya habis melebur. Maka dari itu, saat lebaran tiba semua dosa dan kesalahan akan melebur karena semua umat muslim saling bermaaf-maafan.

Terakhir, kata laburan berasal dari kata labur atau kapur. Zat kapur dikenal sebagai penjernih air atau pemutih dinding. Harapannya, saat Hari Raya Idul Fitri, setiap insan kembali suci baik lahir maupun batin, merayakan kemenangan.

Seiring berjalannya waktu, ketupat tidak hanya menjadi makanan wajib pada Hari Raya Idul Fitri yang hanya dapat ditemukan di Indonesia.

Sekarang ini negara di Asia Tenggara, khususnya negara-negara jiran yang berbudaya Melayu sudah ikut menyajikan ketupat sebagai makanan pada saat Hari Raya Idul Fitri.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here