Bogordaily.net– Bank Indonesia (BI) meminta agar masyarakat tetap waspada adanya potensi peredaran uang palsu saat Ramadan hingga jelang lebaran nanti. Mengingat ekoniomi kebanyakan masyarakat meningkat saat Ramadan dan saat pertukaran uang pecahan untuk lebaran.
Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Pengelolaan Uang Marlison Hakim mengatakan, BI akan melakukan upaya preventif dengan berbagai cara untuk mencegah peredaran uang palsu. “Kami juga akan melakukan edukasi dan penting untuk kerja sama dengan pihak terkait,” tutur Marlison.
Selain dengan upaya yang dilakukan BI, Marlison juga meminta agar masyarakat makin menyadari dan mengenali keaslian uang rupiah itu sendiri. BI juga sudah menggaungkan ini sejak lama terkait dengan 3D (dilihat, diraba, diterawang) untuk meneliti keaslian uang.
Selain itupencegahan peredaran uang palsu juga dilakukan dengan meningkatkan kualitas uang rupiah agar tak mudah dipalsukan. Kerja sama dengan berbagai instansi terkait seperti kepolisian, Badan Intelijen Nasional (BIN), dan lain-lain pun turut diperlukan.
Marlison menyebut, pada 3 tahun lalu atau pada 2019, rata-rata ditemukan sebanyak 9 lembar dalam satu juta. Kemudian pada tahun 2020 turun menjadi 5 dalam satu juta lembar, dan pada tahun 2021 turun lagi menjadi 4 lembar per satu juta.
Sementara itu, pada tahun ini atau hingga kuartal I 2022, kata Marlison, baru ditemukan sebanyak satu lembar uang palsu dari satu juta lembar yang diedarkan secara rata-rata. Ke depan, kata dia, BI akan terus meningkatkan kualitas uang, serta kegiatan edukasi dan pencegahan bersama dengan pihak terkait akan terus dilakukan.
BI mengimbau masyarakat untuk mengenali ciri-ciri keaslian rupiah, di antaranya pada kertas uang terdapat tanda air berupa gambar yang akan terlihat apabila diterawangkan ke arah cahaya.
Untuk itu, ia meminta agar masyarakatnya yang ingin menukarkan uang pada momen lebaran ini bisa melakukannya di loket perbankan atau di layanan kas keliling BI.***