Bogordaily.net – Aksi demo yang dilakukan Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) di depan Gedung DPR/MPR pada 11 April 2022, menjadi pertanda bagi pemerintah saat ini, bahwa “alarm zaman” telah dibunyikan.
Demikian disampaikan Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta dalam Gelora Talk bertajuk “Gerakan Mahasiswa Indonesia: Nyalakan Alarm Zaman”, Rabu 13 April 2022.
Anis Matta mengingatkan pemerintah untuk tidak melakukan pendekatan perspektif keamanan berlebihan terhadap gerakan mahasiswa saat ini. Serta tidak menuding ada “wayang” yang sengaja dimainkan oleh “dalang” tertentu untuk menjatuhkan pemerintah.
“Jadi ini bukan sekadar isu tentang penundaan pemilu atau perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tiga periode. Tapi ini sudah suara emak-emak di rumah, ibu rumah tangga, suara masyarakat bawah, yang mengalami impitan hidup yang semakin berat. Ini akibat krisis ekonomi yang kita hadapi paling dalam dua tahun terakhir ini,” ujar Anis Matta, dikutip RMOL, Jumat 15 April 2022.
Dalam pekan-pekan ini, lanjut Anis Matta, sejumlah rezim di beberapa negara mulai berguguran, karena tidak mampu menghadapi tekanan krisis berlarut akibat ketidakpastian situasi global.
“Ini yang diserbu Ukraina, yang jatuh Perdana Menteri Pakistan (Imran Khan), Sri Lanka sedang berjalan, Yaman sudah. Ini karena apa? Karena terintegrasinya masyarakat dunia. Korbannya pasti banyak lagi, akan menimpa negara-negara yang rapuh. Inflasi adalah dampak yang sedang terjadi,” paparnya.
Situasi yang terjadi di Pakistan, menurut Anis, bisa saja terjadi di Indonesia. Dimulai dari krisis ekonomi, berlanjut krisis sosial, dan berujung pada krisis politik. Namun, hal itu tergantung dari kekuatan dan kapasitas pemerintah dalam menghadapi krisis berlarut saat ini.
“Gerakan mahasiswa sekarang ini, sangat berbeda dengan gerakan mahasiswa tahun 98. Saat itu, krisis bagian dari reformasi proses demokratisasi global, menyusul runtuhnya Uni Soviet. Amerika dan Eropa, adem ayem saat itu. Tapi sekarang krisis menimpa seluruh negara, termasuk negara Amerika dan Eropa. Bahkan jauh lebih dahsyat daripada yang menimpa kita,” jelasnya.
Anis pun menilai krisis berlarut saat ini secara langsung bisa menjatuhkan seluruh rezim di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Sebab, suasana hati publik saat ini diliputi dengan kemarahan, akibat impitan hidup yang semakin berat.
“Jadi, ini yang kita lihat kemarin, pada 11 April ini, mungkin banyak orang yang underestimate di awal, tetapi bagi kami, ini menjadi suatu pertanda zaman. Ini ada alarm yang sudah dibunyikan. Alarm zaman yang dibunyikan oleh para mahasiswa kita,” ujarnya.
Anis Matta berharap ‘alarm zaman’ itu bisa mengilhami pemerintah untuk segera menemukan peta jalan baru bagi Indonesia ke depan dan bisa ke luar dari krisis berlarut saat ini. Sebab, demo mahasiswa sudah hampir merata di wilayah Indonesia, sehingga butuh perhatian serius pemerintah.
“Kira-kira fenomena ini yang kita tangkap pada 11 April kemarin, kelihatannya fenomena ini akan terus berlanjut. Tadi yang kita dengar rencananya 21 April ini,” ungkapnya.
“Bahkan saya mendapat kabar, teman-teman mahasiswa di Bone, Sulsel, sudah menduduki DPRD Kabupaten Bone. Mahasiswa hadir kembali melakukan fungsi utamanya sebagai penjaga moral bangsa,” demikian Anis Matta.***