Bogordaily.net– Seorang duda bernama Hardiansyah alias Gemeng harus berurusan dengan polisi lantaran diduga nekat melakukan begal payudara perempuan di dekat Stasiun Kereta Rel Listrik (KRL) Bogor, tepatnya menuju arah jembatan merah, Jalan Kapten Yusuf, Kota Bogor.
Pelaku terus tertunduk akibat perbuatannya melecehkan perempuan. Kini, pria berusia 30 tahun itu harus menjalani hukuman di dalam jeruji besi sel tahann Polresta Bogor Kota.
Saat diinterogasi polisi, Hardiansyah mengaku melakukan begal payudara perempuan tersebut karena khilaf dan tak kuat menahan nafsu saat melihat korban berjalan kaki di hadapannya. Selain itu, sesaat sebelum melakukan aksi bejatnya ia telah menenggak minuman keras sehingga berani melakukan hal tersebut.
“Khilaf pak lagi mabuk,” kata Hardiansyah, Jumat, 1 April 2022.
Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polresta Bogor Kota, Kompol Dhoni Erwanto mengatakan aksi yang dilakukan Gemeng terjadi di Jembatan Merah pada Rabu, 30 Maret 2022, sekitar pukul 23.00 WIB.
“Malam itu korban baru saja keluar dari Stasiun Bogor. Melihat korban sendiri, Gemeng langsung berniat jahat untuk berbuat pelecehan,” kata Dhoni.
Sebelum melakukan aksinya, pelaku melihat korban yang baru saja keluar dari Stasiun Bogor, kemudian pelaku mengikuti korban yang berjalan kaki ke arah Jembatan Merah.
“Karena dalam situasi malam itu agak sepi, barulah si pelaku memegang payudara korban sebelah kiri menggunakan tangan kirinya,” terangnya.
Pelaku juga mengaku melakukan aksi bejat didasari nafsu dan juga pengaruh minuman keras.
“Pasca kejadian, korban melapor ke polisi dan kami bergerak cepat untuk mencari pelaku yang diketahui bersembunyi di salah satu pusat perbelanjaan di kawasan Merdeka dan kami berhasil menangkapnya,” imbuhnya.
Saat ini, kata Dhoni, pihaknya masih mendalami kasus tersebut dan terus menggali informasi kepada pelaku untuk menanyakan sudah berapa wanita yang menjadi korban atas perbuatannya itu. Selain itu, polisi juga masih melakukan pemeriksaan secara mendalam terkait psikologisnya ataupun kesehatan jiwanya.
“Dalam proses penyelidikan kami cek penyimpangan seksual maupun gangguan kejiwaannya,” tutup Dhoni.(Heri Supriatna)