Sunday, 12 May 2024
HomeKota BogorGeneral Lecture 2022: Perluas Wawasan Mahasiswa Terkait Kelautan

General Lecture 2022: Perluas Wawasan Mahasiswa Terkait Kelautan

Bogordaily.net – General Lecture 2022, memperluas wawasan mahasiswa terkait kelautan. Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan FPIK University menggelar General Lecture 2022 pada 20 April 2022 lalu berkolaborasi dengan Universiti Malaysia Terengganu (UMT).

Acara ini digelar secara daring dengan mengangkat topik “Aplikasi Data Satelit untuk Produktivitas Primer” disampaikan oleh serta “Penelitian dan Pengembangan Keanekaragaman Hayati Laut”.

Tidak hanya dihadiri oleh mahasiswa Departemen ITK dan UMT, acara ini juga dihadiri oleh para dosen dan peneliti dari berbagai instansi seperti BRIN, KKP, Dinas Kelautan dan Perikanan, serta dosen dan mahasiswa di luar IPB University.

Kegiatan ini terbagi menjadi dua sesi, dengan sesi pertama diisi oleh Dr. Suffan Idris mengenai aplikasi data satelit untuk produktivitas primer di laut yang dipandu oleh Riza Pasaribu, S.Pi., M.Si. selaku moderator.

Menurutnya, laut sangat berperan sangat penting tidak hanya bagi umat manusia, namun juga untuk sistem iklim. Oleh sebab itu, pemantauan kualitas perairan dan ekosistem laut perlu ditingkatkan dengan memanfaatkan salah satu teknologi yang ada, yaitu pengindraan jauh. Dr. Suffan Idris memaparkan aplikasi pengindraan jauh, khususnya pengindraan jauh warna laut (ocean color remote sensing) untuk mengestimasi produktivitas primer (PP) di laut.

“Bicara soal ocean color bukan hanya tentang warna dari laut, tapi juga terkait dengan proses dan energi yang terlibat didalamnya,” ujar pakar pengindraan jauh dan bio-optik kelautan dari UMT tersebut.

Lebih lanjutnya, ia juga memaparkan sejumlah model untuk mengestimasi produktivitas primer di laut seperti PP berbasis sensor, PP berbasis model, dan model bio-optik dari PP. Dibantu dengan keberadaan data citra satelit, sangat mungkin untuk mengestimasi kadar PP di perairan manapun di dunia.

“Banyak keuntungan yang tidak didapat dari pengukuran secara konvensional. Kita dapat mengestimasi nilai beberapa parameter secara sinoptik dan berulang dari skala pesisir/lokal/regional hingga skala besar/global,” tambahnya.
Sesi kedua General Lecture ini diisi oleh pakar mangrove UMT, Assoc. Prof. Dr. Behara Satyanarayana yang kerap disapa Dr. Satyam dari Mangrove Research Unit dan dipandu oleh Dr. Beginer Subhan selaku moderator.
Dikatakannya, Asia memiliki tutupan mangrove tertinggi dibandingkan dengan benua lain di dunia berdasarkan data Global Mangrove Alliance. Sayangnya, tutupan mangrove yang tinggi ini juga dibarengi dengan pengurangan luasan mangrove yang paling tinggi dibandingkan benua lainnya. Kondisi ini cukup mengkhawatirkan, karena selain tekanan dari manusia, faktor yang berpengaruh secara masif terhadap kondisi tersebut adalah perubahan iklim dan kenaikan muka laut.

“Indonesia mempunyai tutupan mangrove terbesar di dunia. Sungguh beruntung, sehingga sangat perlu menjaga dan memperkaya mangrove untuk diwariskan ke generasi selanjutnya,” ujar Dr. Satyam.
Mangrove memperoleh momentum yang substansial dan saat ini menjadi bagian dari inisiatif konservasi internasional, terkait dengan karbon biru dan mitigasi perubahan iklim.

Ia mencoba membagi pengalaman riset terkait progres pengelolaan dan konservasi mangrove sehingga dapat dilakukan secara efektif. Tidak jauh berbeda dengan Dr. Suffan, Dr. Satyam pun memanfaatkan data pengindraan jauh dan foto udara untuk membantu pengelolaan dan konservasi mangrove.

Selain itu, ia juga memperkenalkan aplikasi mobile terkait identifikasi mangrove dan database mangrove.

“Adanya aplikasi ini sangat baik untuk masa depan, proses berbagi data menjadi lebih mudah dilakukan oleh siapapun dan dimanapun,” tambahnya.

Sementara itu, Plt. Ketua Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Dr. Syamsul Bahri Agus menyatakan bahwa General Lecture 2022 ini merupakan lecturer exchange program dimana nantinya dosen dari universitas mitra University akan berbagi pengalaman atau pengetahuan terkait riset yang telah dilakukan di universitas bersangkutan.

“Kuliah umum ini merupakan win-win solutions untuk University dan UMT. Semoga dapat memperkuat kemitraan dan menjadi gerbang untuk kolaborasi yang lebih luas lagi dengan seluruh peneliti di dunia,” ucap Dr. Syamsul.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here