Saturday, 23 November 2024
HomeBeritaGrandma Moses Pelukis Dunia yang Dikenal Menginjak Usia 80 Tahun

Grandma Moses Pelukis Dunia yang Dikenal Menginjak Usia 80 Tahun

Bogordaily.net – Anna Mary Robertson atau yang akrab dengan sebutan Grandma Moses, sosok yang terkenal lewat karya lukisannya diusia 80 tahun.

Sebelum 80 tahun, dia sama sekali tidak dikenal dan hidup di pedesaan yang tenang. Setelah berusia 80 tahun, dia mendadak menjadi pelukis rakyat yang tersohor.

Dia memandang hobi melukis sebagai sesuatu yang dia suka untuk dilakukan, apalagi bisa menghasilkan uang ekstra.

Dia tidak bisa mengerti mengapa orang-orang rela menghabiskan uang yang banyak hanya untuk membeli lukisannya.

Moses (1860-1961), nama aslinya Anna Mary Robertson, lahir di Greenwich Village New York berasal dari sebuah keluarga petani biasa.

Ketika berusia 27 tahun, dia menikah dengan seorang petani dan melahirkan 10 anak, lima meninggal ketika masih bayi.

Dia menghabiskan sebagian besar hidupnya melakukan pekerjaan rumah tangga di waktu luangnya, selain itu dia suka membordir.

Ketika berusia 76 tahun, karena penyakit arthritis (nyeri sendi)-nya kambuh, dia terpaksa menghentikan aktivitas bordir dan beralih ke lukisan.

Awalnya, dia secara asal-asalan memamerkan karya lukisannya pada pameran karya lokal, pada suatu kesempatan lukisannya memperoleh perhatian dari seorang kolektor, Louis I Caldor dari New York.

Pada 1940, ketika Moses berusia 80 tahun, dia mengadakan pameran pribadi di New York. Orang-orang terpesona oleh ketulusan dan kesederhanaannya.

Ciri khasnya yang membumi, pragmatis, dan rendah hati terpancar di karyakaryanya, lukisannya bernuansa aneka warna cerah, segar dan penuh sensasi alam jagad raya, telah menggemparkan dunia seni di seluruh AS, dia tiba-tiba menjadi sangat terkenal. Melalui wawancara dengan radio dan televisi, dia pun menjadi tokoh, berkat karakternya.

Lukisan perdananya terjual seharga 5 dollar AS, kelak dapat dijual dengan harga antara 8.000 sampai 10.000 dollar AS. Dia adalah “Grandma Moses”, sang ibu rumah tangga Amerika Serikat pada abad ke-20 lalu.

Lukisan Grandma Moses


Tema lukisan Grandma Moses diambil dari kehidupan kampung halamannya, meskipun temanya sangat biasa, tetapi menyiratkan daya tarik yang penuh pesona dan daya kejut.

Dia tidak menggunakan penyangga untuk melukis, tetapi sebagian besar menggunakan meja dapurnya dalam berkarya, itulah studionya.

Pada 2001, museum Washington mengadakan pameran lukisan “Grandma Moses di Abad ke-21”, pameran yang menampilkan 87 lukisan klasik dan koleksi peninggalan Grandma Moses di dalam dan di luar negeri, telah sekali lagi menimbulkan kehebohan.

Filsafat hidup Grandma Moses
Dalam sebuah surat kepada anaknya dalam pidato di hari ulang tahunnya ke – 100, Grandma Moses menulis:

“Hidup manusia, dapat menemukan passion mereka sendiri adalah suatu keberuntungan. Orang yang memiliki passion-nya sendiri, barulah dapat hidup dengan menarik, barulah dapat menjadi orang yang dapat menikmati.

“Ketika kamu dengan seluruh jiwa dalam mengerjakan sesuatu, tidak memperhitungkan keuntungan dan balas jasa, di saat bisa melebur dalam rasa dan sukacita berprestasi, itulah panen dan penghargaan terbesar.”

Pada 13 Desember 1961, Moses meninggal di Huchekus New York, ketika meninggal berusia 101 tahun.

Dalam 20 tahun karier melukisnya, dia menciptakan 1.600 karya, termasuk “Menjenguk Nenek di Seberang Sungai,” “Menangkap Kalkun di Thanksgiving day”, dan “Pesta Caramel di Taman Pohon Maple”, dan seterusnya. Film dokumenter tentang kehidupannya berhasil masuk finalis Academy Award pada 1952. Otobiografinya diadaptasi menjadi “dokudrama” di televisi AS.

Karyanya pernah dipamerkan di New York, Paris, dan London, tetapi juga menjadi koleksi di Museum Metropolitan dan koleksi Gedung Putih.

Ketika dia meninggal, Presiden John F. Kennedy mengenangnya sebagai ikon Amerika. Meskipun telah tiada, karyanya terus dikenang dan semakin terkenal. Bahkan, pada 2006 silam, salah satu lukisannya yang disebut Sugaring off terjual dengan harga 1,2 juta USD atau Rp16,3 miliar.

Lukisan Moses juga dapat ditemukan di berbagai museum di antaranya, koleksi Institut Seni Chicago, Museum Seni Metropolitan di New York, the Phillips Collection di Washington, D.C, dan di museum besar lainnya.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here