Bogordaily.net – Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama yang juga kader PDI Perjuangan harusnya menunjukkan sikap pro terhadap harga bahan bakar minyak (BBM) naik jenis Pertamax per 1 April 2022 menjadi Rp12.500 per liter dari sebelumnya Rp9.000 per liter, harusnya menjadi perhatian serius.
Apalagi, PDIP paling getol menyuarakan penolakan saat era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menaikan harga BBM.
Bahkan, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Ketua DPP PDIP Puan Maharani, dan sejumlah elite PDIP sempat menangis bercucuran air mata saat BBM naik di era SBY.
“Ahok sebagai kader PDIP tidak berkutik di Pertamina. Mestinya elite-elite PDIP bersuara dengan tinggi dan naiknya harga BBM, termasuk Ahok di Pertamina,” kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin, dikutip dari RMOL, Minggu 3 April 2022.
Menurut Ujang, seharusnya elite PDIP tetap bersuara lantang sebagaimana dahulu saat menjadi parpol oposisi pemerintah menyerukan penolakannya terhadap SBY yang menaikkan harga BBM.
“Jangan karena dulu jadi oposisi berteriak soal kenaikan BBM. Namun setelah berkuasa, BBM naik diam saja, tak bersuara,” kata pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia ini.
“Kasihan rakyat, saat ini tak ada yang teriak menolak kenaikan BBM,” demikian Ujang Komarudin.***