Bogordaily.net– Harga tabung gas elpiji 3 kilogram dan BBM Pertalite digadang-gadang akan mengalami kenaikan. Harga dua komoditas energi ini pun disebut bakal naik secara bertahap tahun ini dan dikhawatirkan keberadaan gas elpiji langka.
Ekonom dan Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan wacana ini bisa menimbulkan kelangkaan Elpiji 3 kilogram di masyarakat.
Penyebabnya, masyarakat khawatir terhadap kenaikan harga, sehingga membuat mereka mengantisipasinya dengan melakukan pembelian elpiji 3 kilogram dalam jumlah besar. Dengan begitu, kelangkaan bisa saja terjadi di tengah wacana kenaikan harga ini.
“Kalau tidak hati-hati bisa sebabkan panic buying karena masyarakat antisipasi dengan membeli dalam jumlah besar sebelum kebijakan kenaikan LPG dilakukan. Risiko kelangkaan Elpiji 3 kilogram sebagai konsekuensinya,” ujar Bhima dikutip dari Detik.com, Minggu 10 April 2022.
Menurutnya, bila Elpiji 3 kilogram akan naik, masyarakat tidak punya pilihan lain untuk membeli barang subsidi dengan harga yang mahal. Terlebih sudah ada kenaikan pada elpiji non subsidi yang membuat banyak penggunanya beralih ke elpiji 3 kilogram.
Terpisah, pengamat energi dan juga Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan seharusnya skema subsidi elpiji 3 kilogram dibuat secara tertutup. Artinya, subsidi bukan lagi kepada barang tetapi orang.
Dengan begitu, kata Mamit, subsidi untuk elpiji 3 kilogram diberikan hanya untuk orang-orang tertentu yang memang berhak mendapatkannya.
“Harusnya subsidi ini jangan lagi kepada barang, tapi langsung kepada orang. Subsidi tetutup, buat aturan jelas dan tegas untuk subsidi ini. Misalnya, Elpiji, masyarakat yang sudah terdaftar bisa beli langsung ke SPBU,” jelas Mamit.
Selama ini, skema subsidi seperti itu dikhawatirkan tidak berjalan dengan baik karena masalah data penerimanya. Namun, menurut Mamit, ada data yang paling akurat untuk memberikan subsidi energi. Data itu adalah data penerima subsidi listrik 450-900 VA.
“Datanya itu paling bagus menurut saya itu data dari PLN. Karena kan dia ada program 450-900 VA yang subsidi ini kan penerimanya benar-benar orang bawah. Ada petugas yang kontrol juga,” tandasnya.***