Saturday, 23 November 2024
HomeKota BogorDalam Rangka Momentum Hari Kartini, Keluarga Besar UIKA Adakan Aksi Jilid III

Dalam Rangka Momentum Hari Kartini, Keluarga Besar UIKA Adakan Aksi Jilid III

Bogordaily.net – Dalam momentum Hari R.A Kartini, Keluarga Besar Mahasiswa Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor adakan aksi Jilid III, sekaligus buka bersama di Kampus UIKA Bogor, Rabu 20 April 2022.

Hal ini disampaikan langsung oleh Dimas Mulya Saputra selaku Demisioner Ketua Himpunan Teknik Informatika, saat dihubungi oleh Bogordaily.net, Rabu 20 April 2022.

Menurut Dimas, kegiatan Aksi Jilid III adalah lanjutan dari aksi UIKA geruduk istana yang sebelumnya dilaksanakan di Istana Bogor, serta kegiatan kali ini juga sebagai ajang silaturahmi Keluarga Besar UIKA dalam momentum hari Kartini dan bertemakan ‘UIKA Kolaborasi Energy Off Harmony‘.

“Jadi kegiatan ini lanjutan dari aksi UIKA geruduk istana, kan aksi geruduk istana 1 dan 2 itu dilaksanain di istana presiden dan ini adalah lanjutan aksi jilid 3 keluarga besar mahasiswa UIKA, dalam momentum hari kartini, dengan tema UIKA kolaborasi energy off harmony,”ucapnya.

Lanjutnya ia mengatakan, bahwa aksi yang sekarang ini berbeda dengan aksi sebelumnya, jika aksi sebelumnya para mahasiswa terjun ke lapangan untuk melakukan orasi kepada pemerintah, untuk aksi kali ini berbentuk pertunjukan teater.

“Jadi aksi yang sekarang ini, kalau yang kemaren aksi jilid 1 dan 2 kita orasi dan kelapangan aksi kali ini itu berbentuk teater jadinya,” jelasnya.

Selain itu, menurutnya aksi kali ini para penguasa digambarkan dalam bentuk pertunjukan teater serta diiringi berbagai musikalisasi puisi tentang pemerintah.

“Jadi menggambarkan penguasa-penguasa itu dalam bentuk teater oligarki, jadi penguasa digambarkan dalam bentuk teater dalam musikalisasi puisi-puisi tentang pemerintah seperti itu,” pungkasnya.

Sementara itu, tanggapan datang dari Garis Haikal selaku Korlap Aksi, menurutnya dengan adanya aksi lewat teater ini, agar penguasa dapat melihat bahwa ketika mahasiswa melakukan aksi dengan dihalangi oleh pagar dan pengamanan yang ketat, para mahasiswa masih mempunyai ruang alternatif dalam menyampaikan aspirasi.

“Bahwasanya kita mengadakan aksi lewat teater ini biar penguasa bisa melihat ketika mahasiswa aksi dihalangi oleh kawat berduri, kita masih punya ruang-ruang alternatif dalam sebuah gerakan, yang jelas konsisten dan komitmennya dijaga karna sejatinya kritik itu disampaikan bisa dengan cara apapun,” tutupnya.*

(Albin Pandita Febriyantama)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here