Bogordaily.net– Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor menginjak usia ke-45 tahun. Di usianya tersebut, Perumda Tirta Pakuan menghadapi beberapa tantangan berat terutama memberikan layanan kepada pelanggan.
Direktur Utama (Dirut) Perumda Tirta Pakuan Rino Indira Gusniawan mengatakan, untuk mewujudkan tantangan-tantangan tersebut, pihaknya sudah menjalankan berbagai program. Salah satunya perbaikan infrastruktur. Kesiapan infrastruktur akan menunjang berbagai perbaikan dan peningkatan pelayanan dari perusahaan milik pemerintah Kota Bogor tersebut.
“Bicara perbaikan servis, tentu kami harus siap infrastruktur dulu. Mulai dari layanan, jumlah pelanggan baru, sumber air baku dan lainnya, tentu kita harus siap itu dulu. Memang kalau bicara pipa kita, sudah 90 persen ada di seluruh Kota Bogor. Tapi tinggal jumlah pelanggan yang mau kita capai 100 persen, itu kita harus tambah berapa banyak? Apalagi bicara jumlah penduduk Kota Bogor yang 1,1 juta jiwa, kita hitung dulu tambahnya berapa,” kata Rino, Jumat 1 April 2022.
Lebih lanjut, Rino menjelaskan, terkait optimalisasi aset, salah satu tantangannya adalah merubah cara pandang pegawai Tirta Pakuan agar lebih punya jiwa enterpreneur. Oleh karenanya, pemanfaatan aset menjadi nilai ekonomis belum pernah dilakukan sebelumnya.
“Itu yang harus digali. Buat saya sih tantangannya hari ini aset kita itu jadi cost. Artinya kita harus merawat, menjaga batas-batas dan lainnya. Tapi kalau kita kerjasamakan kepada pihak ketiga atau warga dengan MoU khusus, paling tidak warga atau pihak ketiga itu akan ikut menjaga aset kita,” ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim menambahkan, tantangan paling berat yakni memenuhi 100 persen masyarakat Kota Bogor terkoneksi aliran air dari Perumda Tirta Pakuan.
“Tantangan kita kedepan adalah memenuhi 100 persen masyarakat Bogor terkoneksi dengan Perumda Tirta Pakuan dan menikmati layanan air. Itu tantangan paling berat,” ujarnya.
Untuk memenuhi itu Perumda Tirta Pakuan harus memikirkan sumber air baku untuk melayani pelanggan. Menurutnya, hal itu menjadi penting untuk jadi perhatian.
“Mungkin kita belum alami krisis air. Tapi 5,10, 15, 20 atau bahkan 50 dan 100 tahun lagi bagaimana? Kita harapkan semua pihak sadar dan paham bahwa air itu penting dan harus diatur,” jelasnya.
“Masyarakat harus patuh, termasuk dunia usaha. Jadi tidak lagi menggunakan air tanah, karena nanti mempengaruhi sumber air yang ada sekarang,” sambungnya.
Ia berharap Perumda Tirta Pakuan bisa memenuhi kepercayaan dalam mengelola air untuk warga, termasuk menyiapkan dan mencari sumber air baku baru untuk suplai air kepada pelanggan.
“Dari sumber-sumber (air baku) mana saja, serta (bagaimana) mengolah dan mendistribusikannya. Itu juga jadi tantangan paling berat,” imbuhnya.
Selain itu, kata dia, Perumda Tirta Pakuan dihadapkan pada tantangan dalam optimalisasi aset agar bisa bernilai ekonomis dan menambah pendapatan.
Ia juga berharap Perumda Tirta Pakuan bisa melakukan berbagai diversifikasi usaha dengan memanfaatkan aset yang ada.
Di samping itu, Dedie juga mengapresiasi dan berterimakasih atas kontribusi dari direksi, manajemen hingga staf karyawan juga dewan pengawas Perumda Tirta Pakuan. Sebab, telah memberikan kontribusi terbaik hingga saat ini dan menempatkan Perumda Tirta Pakuan ada di peringkat 6 terbaik se-Indonesia.
“Apresiasi dari kami. Kalau bisa terus ditingkatkan, ya paling tidak dipertahankan. Kalau bisa, tentu jadi perusahaan air minum peringkat pertama di Indonesia,” tutupnya. .(Ibnu Galansa Montazery)