Bogordaily.net– Melalui mosi tidak percaya di Parlemen, Perdana Menteri (PM) Pakistan Imran Khan digulingkan dari kekuasaannya. Mosi tidak percaya terhadap Khan muncul di tengah memburuknya ekonomi dengan meningkatnya inflasi dan defisit di Pakistan, sedangkan pemerintah gagal memberantas korupsi yang menjadi janji kampanye Khan. Lalu siapa sosok Imran Khan? Berikut profil Imran Khan.
Dilansir Detik.com dari laman Britannica, Minggu, 10 April 2022 Imran Khan atau Imran Ahmad Khan Niazi lahir di Lahore, Pakistan pada 5 Oktobr 1952. Ia lahir dalam keluarga Pashtun yang makmur.
Imran Khan menempuh pendidikan di sekolah-sekolah elit Pakistan dan Inggris, yakni Sekolah Tata Bahasa Kerajaan di Worcester dan Perguruan Tinggi Aitchison di Lahore.
Sebelum menjabat sebagai PM Pakistan, Imran Khan dikenal sebagai pemain kriket yang berprestasi.
Ia memulai kariernya sebagai bintang kriket dalam tim nasional Pakistan yakni sebagai kapten tim pada 1971 dan 1972 dan menjuarai Piala Dunia Kriket pada 1992.
Bakat kriket Imran Khan juga diwarisi keluarganya. Bahkan mereka merupakan pemain kriket berprestasi, yakni Javed Burki dan Majid Khan, yang dua-duanya sempat ditempatkan sebagai kapten tim nasional Pakistan.
Sambil bermain kriket, Imran Khan juga belajar filsafat, politik, dan ekonomi di Universitas Oxford dan lulus pada tahun 1976.
Setelah pensiun sebagai pemain kriket, Khan kemudian masuk dalam dunia politik. Ia mendirikan partai politik Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) pada 1996. Dalam pemilihan nasional 1997, partai tersebut memenangkan kurang dari 1 persen suara dan gagal memenangkan kursi di Majelis Nasional.
Lalu pada pemilihan 2002, partai yang didirikan Imran Khan memenangkan 1 kursi yang diisi oleh dirinya sendiri. Saat itu Khan menyatakan rendahnya suara partai lantaran terjadi kecurangan. Pada Oktober 2007, Khan bersama sejumlah politisi mengundurkan diri dari Majelis Nasional karena memprotes pencalonan Pervez Musharraf dalam pemilihan Presiden.
Kemudian pada November 2007, Khan sempat dipenjara. PTI mengutuk keadaan darurat, yang berakhir pada pertengahan Desember dan memboikot pemilihan nasional 2008 untuk memprotes pemerintahan Musharraf.
Pada pemilihan Legislatif 2013, total suara yang diraih PTI merupakan yang tertinggi, tetapi PTI masih memenangkan kurang dari setengah jumlah kursi yang dimenangkan oleh Liga Muslim Pakistan (PML), yang dipimpin oleh Nawaz Sharif.
Iman Khan menuduh PML melakukan kecurangan dan menyerukan penyelidikan tetapi tak dilakukan. Dia dan para pemimpin oposisi lainnya memimpin protes selama empat bulan pada akhir 2014 untuk menekan Sharif agar mundur.
Pada 2017, Sharif dipaksa mengundurkan diri dari jabatannya usai penyelidikan terkait hubungan keluarga Sharif dengan kepemilikan lepas pantai dilakukan. Pada pemilihan 2018, PTI memenangkan kursi di Majelis Nasional dan mendorong Imran Khan ditetapkan sebagai Perdana Menteri pada 18 Agustus 2018.
Sebelumnya diberitakan Perdana Menteri (PM) Pakistan Imran Khan digulingkan dari kekuasaannya usai Parlemen Pakistan melakukan voting terkait mosi tidak percaya terhadap Khan pada Sabtu, 9 April 2022 malam waktu setempat. Hasilnya menunjukkan oposisi mengumpulkan mayoritas 174 dari 342 suara di parlemen.
Terjadi pembelotan dari koalisi pemerintahan Imran Khan yang kecewa dengan situasi di Pakistan saat ini. Imran Khan yang seharusnya mengakhiri masa jabatannya pada Oktober 2023 menjadi perdana menteri Pakistan pertama yang digulingkan melalui mosi tidak percaya.***