Bogordaily.net – Tibanya Cath Lab baru di RSUD Ciawi yang terletak di Jalan Raya Gadog, Ciawi, Kabupaten Bogor telah menuai kontroversi, disaat pemerintah sibuk dalam penanganan Covid-19 dan penanganan lainnya yang membutuhkan pembelanjaan besar.
Saat ini sebenarnya  RSUD Ciawi telah memiliki layanan Cath Lab melalui pihak ke-3 dengan bentuk kerja sama operasional (KSO) dengan alat yang terhitung baru juga. Kerja sama ini tanpa pembiayaan pembeliaan alat yang dibebankan kepada pihak RS.
Kepada wartawan, saat ditemui di gedung DPRD Kabupaten Bogor, Pimpinan perusahaan KSO SMU Healthcare, Joseph Panjaitan, menjelaskan seputar alat baru tersebut.
“Sekitar November 2021 ada dengar kabar, bahwa mereka memasukan alat baru yang sama, kita punya alat Cath Lab, itu untuk operasi screening jantung tindakan jantung yang biaya besar,” kata Joseph Panjaitan.
Menurut Josep alat cath lab merupakan alat yang memerlukan biaya besar, sehingga jika sudah ada satu alat dan kapasitas barang masih bagus sebaiknya tidak harus memasukan alat yang baru.
“Jadi sudah punya satu alat dimana kapasitasnya itu barang bagus dan masih baru maintenancenya juga semua ga pernah rusak, itu investasi besar puluhan miliar kapasitasnya besar,” jelasnya
Alat Cath Lab maksimalnya dapat malakukan 200 tindakan tetapi untuk amanya hanya 150 tindakan, sedangkan menurut josep di RSUD Ciawi terkait penggunaan alat Cath Lab tidak sampai 100 tindakan jadi dinilai masih sangat longgar.
“Ini alat satu bulan itu bisa sampe 150 tindakan maksimal bisa sampe 200 kalo dipush tapi 150 itu udah yang aman maksimum tindakan, sedangkan di Ciawi itu sendiri tindakanya ga sampe segitu, bahkan ga sampai setengahnya kalo pun sepenuhnya itu ga sampe 100, jadi masih sangat longgar banget, jadi yang dipertanyakan kenapa bisa ada alat baru masuk,” pungkasnya.
Selain itu, ketika ditanya terkait kenapa pihak RS membeli alat tambahan ini, Anggota DPRD Kabupaten Bogor Ketua Komisi IV Muadz Halim belum memberikan tanggapan, saat dihubungi oleh Bogordaily.net terkait hal ini.*
(Albin Pandita Febriyantama)