Bogordaily.net– Kota Abriaqui, Antioquia, Kolombia, diterjang longsor. Akibatnya sebelas orang tewas dan belasan lainnya terluka. Badan Manajemen Risiko Antioquia, Dagran, menyebut, beberapa orang masih hilang akibat longsor.
Dilansir dari CNN Indinesia, longsor terjadi lantaran hujan lebat yang mengguyur daerah itu. Kebanyakan korban diyakini merupakan penambang. Mereka bekerja di tambang emas tak resmi di dekat lokasi longsor. Pihak berwenang pun tengah mengerahkan tim SAR ke lokasi kejadian.
“Situasi ini, sekali lagi, membuat kita semua sedih. Senin lalu, kami menekankan situasi ini akan kembali muncul, dan kita tidak bisa menghindarinya karena itu adalah fenomena alam, tetapi kita bisa menghindari hilangnya nyawa,” kata Direktur Dagran, Jaime Gomez.
“Kita menghadapi musim hujan, sehingga orang yang tinggal dan beraktivitas di tepi sungai tidak boleh berada di wilayah itu, sambungnya dikutip dari CNN.
Manajemen risiko kata dia merupakan tanggung jawab seluruh orang Kolombia dan itu bergantung kepada kita untuk melakukan apa yang bisa kita lakukan untuk menjaga kehidupan.
Di sisi lain, Gubernur Antioquia, Anibal Gaviria, dalam Twitter-nya mengatakan bakal bertemu dengan kabinet dan berkunjung ke Abriaqui.
Presiden Kolombia, Ivan Duque, turut menunjukkan belasungkawa kepada keluarga korban.
“Kami menyediakan bantuan yang diperlukan untuk korban dari tragedi yang disebabkan oleh hujan lebat selama beberapa jam terakhir. Kami akan terus memantau situasi ini,” kata Duque.
Sementara itu Kolombia merupakan negara yang sering tertimpa bencana tanah longsor. Negara itu kerap dilanda hujan lebat dan di satu sisi mayoritas bangunannya memiliki konstruksi yang buruk.
Pada Februari lalu, sebanyak 15 orang tewas dan 35 lainnya terluka akibat tanah longsor di Pereira, Kolombia. Terdapat 254 orang kehilangan nyawa karena longsor di Mocoa, Kolombia, pada 2017.***