Tuesday, 7 May 2024
HomeKota BogorTuntaskan Buta Aksara Al-Qur'an di Kota Bogor, Bima Arya Sasar Anak Muda

Tuntaskan Buta Aksara Al-Qur’an di Kota Bogor, Bima Arya Sasar Anak Muda

Bogordaily.net – Wali Kota Bogor, Bima Arya membuat . ini, merupakan program pemberdayaan masyarakat dalam rangka menuntaskan di Kota Bogor.

Menurtunya, program ini ke depannya tidak hanya menyasar lansia, tapi anak muda yang belum bisa membaca Al-Quran. Tujuannya, agar mereka tidak lagi buta aksara anak Al-Quran.

“Sekarang kebanyakan orang tua (lansia), tahun depan kita upayakan masuk ke anak-anak muda,” kata Bima Arya saat acara wisuda 1.500 peserta Tuntas Mengaji (TASMI) di Indoor GOR Pajajaran Kota Bogor, Selasa 19 April 2022.

Komitmen anggaran bersama diharapkan bisa menguatkan agar ada angkatan-angkatan berikutnya.

“Mungkin jika tenaga pengajar yang dilibatkan lebih banyak dan ada pembiayaan lagi, maka pesertanya akan lebih banyak lagi. Adapun para pengajar yang terlibat adalah para ustadz ustadzah di bawah koordinasi Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Bogor dan jaringan pesantren,” ujar Bima Arya.

Kepala Bagian Kemasyarakatan Setda Kota Bogor, Adi Novan menambahkan, sejak awal digulirkan minat masyarakat terlihat cukup banyak, dikarenakan keterbatasan anggaran dan tenaga pengajar, maka jumlah warga yang ingin menjadi peserta diseleksi dan harus dibatasi.

“Target awal dari adalah 30 santriwan-santriwati setiap kelurahan dengan total 2.040 peserta, seiring waktu berkurang jadi 1.500 peserta. Untuk angkatan kedua yang direncanakan pada Juli 2022 pasca Idul Fitri, jumlah peserta ditargetkan sebanyak 2.040 dengan tujuan untuk memaksimalkan,” katanya.

Terkait arahan Wali Kota Bogor agar program tersebut menyasar anak muda di Kota Bogor, Adi Novan menyatakan akan mengarah kesana dan akan dilakukan secara bertahap.

“Ke depan Insya Allah kita akan masuk ke segmen remaja dan anak muda,” ungkapnya.

Antusiasme yang ditunjukkan para peserta sejak awal dimulai menurut Adi Novan, sungguh luar biasa.

Hal tersebut terlihat saat dirinya melakukan monitoring ke lapangan, menemukan warga yang rela datang untuk belajar dengan biaya sendiri menggunakan ojek daring.

Dari sisi waktu pengajaran, dua kali dalam satu pekan selama dua jam dirasa para peserta masih kurang. Selain itu mereka menanyakan kelanjutan para santri yang telah di wisuda.

“Ke depan bersama tim dan pihak lain yang terlibat akan dilakukan evaluasi dan tindak lanjut bagi para santri yang sudah diwisuda,” kata Adi.*

(Ibnu Galansa)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here