Thursday, 2 May 2024
HomeViralViral Spanduk Demo Lebih Baik Bercinta 3 Ronde daripada Harus 3 Periode,...

Viral Spanduk Demo Lebih Baik Bercinta 3 Ronde daripada Harus 3 Periode, Warganet Bilang Begini!

Bogordaily.net–  Di tengah aksi demonstrasi di depan gedung DPR RI, Senin, 11 April 2022, sejumlah poster dan spanduk mahasiswi menuai sorotan. Alih-alih menyampaikan aspirasi secara kritis dan beretika, sejumlah mahasiswi menuliskan kalimat yang dinilai kurang pantas. spanduk demo ini pun membuat sejumlah akun Twitter menyoroti fenomena tersebut.

Salah satu akun Menfess mengunggah foto seorang mahasiswi yang menolak wacana perpanjangan masa jabatan Presiden Joko Widodo atau Jokowi 3 periode. Namun, spanduk yang diangkatnya menuai sorotan tajam karena dinilai tidak etis.

Mahasiswi itu tampak mengangkat spanduk bertuliskan “Lebih Baik Bercinta 3 Ronde daripada Harus 3 Periode”.  Ada pula foto tiga orang mahasiswi yang membawa spanduk bertuliskan “Daripada BBM Naik, Mending Ayang yang Naik”.

Tak hanya itu, seorang mahasiswi lainnya juga tertangkap kamera sedang membawa poster bertuliskan “Harga Minyak Kaya Harga Michat”. Akun Menfess ini pun turut menuliskan kritikan tajam mengenai aksi segelintir mahasiswi itu.

“Untuk kawan-kawan mahasiswa yuk lebih bijak dalam menyampaikan aspirasi, fokus dengan tujuan kita hari ini,” tulis akun Twitter @tubirfess seperti dikutip dari Suara.com.

“Tunjukkan kepada masyatakat bahwa kita kaum intelektual dan bukan caper belaka, yang turun demo jangan mencoreng nama pendemo yang lain kaya gini ya,” sambung akun tersebut.

Sejumlah warganet juga ikut mengecam aksi demonstran yang asal dalam menyampaikan aspirasinya.

“Sebenernya yang gak nyambung-nyambung kek gini tuh udah biasa sama kek demo-demo sebelumnya. Cuman kalo udah berbau 18+ kek gitu jatuhnya jadi cringe banget, mana ukhty pula,” tulis salah seorang warganet.

“Sorry to say, gue sebagai mahasiswa malah malu sih. Mau gini amat, ini mah demonya ditunggangi kepentingan pribadi buat ,” komentar warganet.

“Gue ngeliatnya udah kek bukan mau demonstrasi. Bukan menyampaikan aspirasi, tapi bener udah caper aja ngikut, marah kalau harga minyak naik, BBM naik, tapi isi demonstrasinya ngikut-ngikut doang, asal bawa kertas dengan tulisan cibiran udah bener,” sentil warganet.

Meski demikian ada pula yang tak mempermasalahkan ulah nyeleneh para demonstran.

“Why so serious? Biarin aja lah mereka yang capek-capek demo, kok kalian yang ngatur-ngatur,” kata warganet lain.

Meski demikian, mayoritas mahasiswa membawa spanduk kritikan yang berisi kekesalan terhadap pemerintahan Jokowi. Mereka menilai rezim saat ini tak peduli dengan kesusahan masyarakat.

Tulisan spanduk tersebut di antaranya “Pejabat Haha Hihi, Rakyat Menderita”, “Masa Jabatan itu Bukan Sembako yang Terus Naik” hingga “Stabilkan Indeks Demokrasi”.

Beberapa tulisan di spanduk juga menyoroti beberapa isu terkini seperti kenaikan harga sembako dan bahan bakar minyak (BBM). Titik utama dilakukan di Gedung DPR Jakarta. Aksi serupa juga dilakukan di beberapa daerah lain.

Sementara itu mahasiswi yang menulis poster tersebut memberikan penjelasan mengenai tulisannya.

“Mengenai tulisan poster yang saya buat (tidak menyangka akan serame ini) tidak peduli bahwa orang lain berpikir ‘ya namanya juga anak sastra, aneh-aneh tulisannya' di luar itu, saya sudah sebutkan alasannya kenapa saya menggunakan kata ‘ronde' agar terdapat asonansi kata untuk kata ‘periode',” jelas mahasiswi tersebut.

Ia juga memberikan ucapan terima kasih kepada orang-orang yang masih memberikan dukungan.

“Adapun teman-teman yang tetap mensupport (menyukai aksi berani saya tersebut) terima kasih banyak peluk dan cium jauh dari saya,” tambahnya.

Tak hanya itu, ia juga memberikan penjelasan mengenai pemilihan kata.

“Melihat respon dari pihak yang kontra dari poster tulisan yang saya buat, mungkin bagi beberapa orang tulisan ini agak tabu. Di tambah teman-teman yang selain atau bukan anak Bahasa/Sastra mungkin akan sulit mengerti,” ungkapnya.

Ia menjelaskan bahwa di dalam bahasa Indonesia memiliki banyak istilah untuk permainan kata.

“Di dalam bahasa Indonesia ada banyak sekali istilah untuk permainan kata atau ujung kata. Kasusnya seperti asonansi tadi,” bebernya.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here