Bogordaily.net– Setelah kenaikan harga BBM jenis Pertamax, ada wacana harga Pertalite dan gas elpiji tiga kilogram juga dikabarkan naik. Pengamat ekonomi dari lembaga kajian Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy mengatakan, wacana kenaikan harga Pertalite dan elpiji tiga kilogram bisa menekan inflasi yang besar pada tahun 2022.
ADVERTISEMENT
Tekanan inflasi akan terasa lebih berat untuk kelompok masyarakat menengah ke bawah, terlebih, mereka yang belum sepenuhnya bisa pulih dari pandemi Covid-19.
Dengan alasan ini ia menyebut, penyaluran bantuan langsung tunai (BLT) untuk Pertalite dan elpiji 3 kg harus bersama skema bantalan lain.
ADVERTISEMENT
“Menurut hemat saya, bantuan ini juga perlu dikombinasikan dengan jenis bantuan lain, misalnya bantuan sosial tunai (BST) yang memang terbukti bisa menjaga daya beli untuk sementara kelompok kelas menengah bawah,” ujar Yusuf dilansir dari Suara.com.
ADVERTISEMENT
Pemerintah sudah membahas terkait harga BBM Pertalite dan kenaikan harga gas elpiji 3 kg karena harga global yang terus naik.
Sejumlah bantuan sedang dipersiapkan untuk mengatasi gejolak sosial-ekonomi masyarakat atas keputusan menaikkan Pertalite dan gas melon tersebut, di antaranya dalam bentuk BLT seperti yang pemerintah berikan untuk minyak goreng.
Sebelumnya, pengamat ekonomi energi Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi menilai, BLT justru menjadi solusi instan yang menimbulkan masalah baru.
Menurutnya, potensi penyaluran bantuan yang tidak tepat sasaran juga cukup besar lantaran ketidakvalidan data.
Terpisah Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Maman Abdurahman menyampaikan parlemen mendorong pemerintah mengalihkan skema subsidi energi yang terbuka menjadi tertutup dengan melakukan validasi data penerimanya terlebih dahulu agar tepat sasaran.
“Spirit dari subsidi itu bukan mengurangkan harga, tapi mendorong agar masyarakat memiliki kemampuan daya beli agar tidak terjadi distorsi di lapangan,” ujarnya.***