Bogordaily.net – Kementerian Sosial (Kemensos) melalui kantor Pos Indonesia menyalurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada masyarakat Kota Bogor sebesar Rp500 ribu per kepala Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
Bantuan tersebut dirasakan juga oleh ratusan KPM di Kelurahan Pakuan, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, salah satunya, Rudi Wahyudi. Pria yang berprofesi satpam ini mengaku, sangat terbantu dengan adanya bantuan tersebut.
Apalagi, lanjut dia, bahan-bahan pokok, terutama untuk minyak goreng saat ini sedang tinggi, sehingga bantuan tersebut sangat membantu bagi dia untuk memenuhi kebutuhan keluarganya di rumah.
“Ini kan bulan puasa dan mendekati lebaran. Jadi, kami seperti mendapat THR dari pemerintah. Terima kasih kepada semuanya dan juga pihak kelurahan,” ucap Rudi kepada Bogordaily.net, usai menerima bantuan BLT di Kantor Kelurahan Pakuan, Kota Bogor.
Lanjut Rudi, bantuan yang diterimanya ini baru pertama kali dirasakan olehnya. Kemudian BLT Rp 500 ribu ini, Rp 300 ribu-nya untuk membeli minyak goreng dan Rp 200 ribu untuk dibelikan kebutuhan sembako lainnya.
“Tadi kata petugasnya Rp 300 ribu untuk dibelikan minyak goreng, kemudian yang Rp 200 ribu dibelikan sembako lainnya seperti beras atau kebutuhan sehari-hari. Jadi, saya akan gunakan uang ini sebaik mungkin,” katanya.
Di tempat yang sama, Lurah Pakuan Erwin Subastian menjelaskan, BLT yang didistribusikan kepada KPM ini totalnya Rp 500 ribu, yang terhitung dari bulan Januari, Februari, Maret, April dan Mei.
Kemudian, total dari bantuan tersebut terbagi dua kategori yaitu Rp 300 ribu untuk program subsidi minyak goreng dan Rp 200 ribu BLT sembako.
“Yang menerima bantuan di wilayah kami jumlahnya sebanyak 553 KPM dan ditargetkan selesai dalam satu hari,” katanya.
Jumlah KPM tersebut, lanjut dia, merupakan data terbaru dari Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bogor.
“Awalnya 611, karena ada pengurangan sekitar 58 KPM, jadi data terbaru kita terima sebanyak 553 KPM,” ucapnya.
Ia berharap, BLT ini bisa digunakan sesuai imbauan pemerintah, yaitu dibelikan minyak goreng dan juga kebutuhan sembako.*
(Heri Supriatna)